Menanti Bulan Vaksinasi Covid-19

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 29 Oktober 2020 | 16:18 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 902


Jakarta, InfoPublik - Puluhan orang duduk berjajar rapi di halaman depan Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat. Mengenakan masker, Kamis (22/10/2020) mereka menunggu giliran dipanggil petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) komplit.

Hari itu pemerintah Kota Depok sedang menggelar simulasi pemberian vaksin Covid-19. Warga Kota Depok menjadi salah satu kota yang diprioritaskan mendapat vaksinasi Covid-19. Puskesmas Tapos merupakan salah satu Puskesman yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk melayani vaksinasi itu.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang menyaksikan simulasi itu menyebut, Depok menjadi daerah yang diprioritaskan mendapat vaksinasi. "Saya mengusulkan ke pemerintah pusat sebanyak 300 ribu vaksin untuk Kota Depok," katanya, saat melihat simulasi vaksin di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Kamis (22/10/2020).

Pemerintah Kota Depok nantinya akan mengirim surat undangan kepada para calon penerima vaksin itu. Warga yang menerima surat akan diminta datang ke Puskesman yang telah ditunjuk untuk melayani vaksinasi.

Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, alur pemberian vaksin dilakukan melalui 5 tahapan: pendaftaran, skrining, pemberian vaksin, konsultasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dan menunggu selama 30 menit sambil dipantau oleh tenaga kesehatan.

Saat seleksi administrasi, petugas akan mencocokan identitas diri pasien. Setelah itu, warga akan menjalani skrining. Skrining dilakukan untuk melihat kondisi calon pasien. Jika dalam skrining ini ada gejala batuk, pilek, atau demam, pasien akan di minta masuk ke ruang yang telah disediakan untuk ditangani petugas.

Selesai di ruang skrining, warga akan menuju ruang pemeriksaan. Di sini mereka akan menjalani pemeriksaan umum. Seperti pemeriksaan suhu tubuh, tekanan daerah, dan lainnya.

Setelah pemeriksaan, warga akan diminta untuk menandatangani surat pernyataan kesediaan menerima vaksin.

Selesai menandatangi surat, warga dipersilakan menuju ruang tunggu untuk menunggu giliran divaksin. Sambil menunggu, petugas akan memberikan penyuluhan mengenai vaksin Covid-19. Lalu, satu per satu warga akan menerima vaksin.

Setelah divaksin, warga diminta menunggu selama 30 menit di ruang observasi. Jika selama 30 menit ada gejala, mereka akan langsung ditangani petugas. Jika tidak ada ada gejala, mereka diperbolehkan pulang. Seandainya di rumah mereka mengalami gejala demam, pilek atau lainnya, warga bisa langsung mendatangi Puskesmas atau telepon ke hotline Virus Corona 119 ext 9.

Total waktu yang dibutuhkan untuk vaksinasi sekitar 45 menit setiap orang. Waktu itu terbagi menjadi 15 menit untuk proses pendaftaran hingga vaksinasi dan 30 menit untuk menunggu reaksi setelah divaksin.

Vaksinasi akan dilakukan dua kali. Setelah menerima vaksin pertama, selang 14 hari mereka akan kembali divaksin.

Pemerintah telah memesan sejumlah calon vaksin. Ada SinoVac, G42/Sinopharm, CanSino, dan AstraGeneca. Tiga vaksin pertama merupakan produksi Cina, sedangkan vaksin AstraGeneca produksi Inggris.

Jika BPOM, MUI, dan Kementerian Agama mengibarkan bendara aman dan halal untuk vaksin produksi China itu, maka Indonesia akan mulai melakukan vaksinasi pada November. Ada 9,1 juta orang yang diprioritaskan mendapatkan vaksin itu.

Dalam pemberian vaksin, pemerintah memang membuat skala prioritas. "Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan," kata Menteri Kesehatan, Terawan.

Ada enam golongan yang akan diprioritaskan mendapat vaksin, seperti tertuang dalam Peraturan Presiden 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

1. Garda terdepan: Petugas medis, paramedis contact tracing, TNI/Polri, dan aparat hukum sebanyak 3.497.737 orang.
2. Tokoh agama/masyarakat, perangkat daerah (kecamatan, desa, RT/RW), dan sebagian pelaku ekonomi sebanyak 5.624.0106 orang. 3. Guru/tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi 4.361.197 orang.
4. Aparatur pemerintah (pusat, daerah, dan legislatif) sebanyak 2.305.689 orang.
5. Peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) sejumlah 86.622.867 orang.
6. Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya huingga 57.548.500 orang.

Indonesia menargetkan 160 warganya akan divaksinasi. Untuk vaksin Sinovac, pemerintah menargetkan akan memberikan kepada 102.451.500 orang pada kelompok prioritas yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan vaksin Sinopharm akan diberikan pada 27 juta sasaran prioritas yang ada di luar pulau Jawa.

Sementara sisa 30.548.500 orang belum kebagian akan diberikan vaksin yang lain yakni Genexine–GX19, namun masih dibutuhkan identifikasi lebih lanjut. (Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) melihat petugas kesehatan melakukan simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz)