Berharap Vaksin Merah Putih

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 28 Oktober 2020 | 07:58 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 849


Jakarta, InfoPublik - Banyak warga Indonesia yang menanti hasil vaksin Covid-19 Merah-Putih yang dikembangkan secara mandiri pemerintah bersama lembaga Eijkman. Penantian ini tercermin dari hasil survei tentang Pemahaman dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin dan Obat Virus Corona (Covid-19) di Indonesia yang dilakukan Lapor Covid-19.

Survei yang dilakukan pada 22 September–3 Oktober 2020 itu dilakukan secara daring. Memanfaatkan platform Facebook, Whatsapp, dan media sosial lainnya, survei diikuti 2.933 partisipan. Nilai valid partisipan 2.013 orang. Partisipan berusia lebih dari 18 tahun.

Hasilnya? Sebanyak 44 persen responden setuju menggunakan vaksin merah putih buatan Eijkman itu. Sementara ada 37 persen responden mengaku ragu-ragu, 3 persen tidak setuju, dan 16 persen mengaku sangat tidak setuju. "Jadi masih lebih banyak responden yang mau memakai vaksin merah putih buatan Eijkman," kata peneliti Lapor Covid-19 Dicky Pelupessy dua pekan lalu.

Harapan besar terhadap vaksin merah putih itu juga terungkap dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia). Survei yang dilakukan 8-10 Oktober 2020 melibatkan 803 responden yang merupakan pekerja/karyawan di DKI Jakarta.

Hasilnya? Sebanyak 70,7 persen responden menyatakan optimis vaksin merah putih akan menyelesaikan pandemi Covid-19 di Indonesia. Sementara ada 29,3 persen responden mengaku tidak optimis.

“Tingkat optimisme yang tinggi menunjukkan apresiasi publik terhadap pemerintah,” kata Manajer Riset Lembaga Survei KedaiKOPI, Justito Adiprasetio.

Besarnya harapan masyarakat itu, menurut Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Sudoyo, menunjukkan masyarakat lebih mengedepankan nasionalisme vaksin Covid-19.

Pandemi Covid-19 ini, kata Herawati, juga menyadarkan warga akan pentingnya kedaulatan nasional. "Ada unsur nasionalisme di situ. Dari awal untuk apa, itu untuk kedaultan nasional," kata Herawati.

Padahal Herawati mengaku pembuatan vaksin merah putih lebih low profile. Pasalanya tahapan pembuatan vaksin masih dalam penelitian.

Lantas sejauh mana progres pembuatan vaksin merah putih? Simak penjelasan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Menurut dia, persiapan uji coba ke hewan dilakukan pada Oktober ini.

Uji coba ke hewannya sendiri rencananya bakal dilakukan pada November. Jika uji pra-klinik kepada hewan berhasil, bibit vaksinnya akan diserahkan ke PT Bio Farma untuk lanjut ke fase selanjutnya.

"Setelah akhir tahun, rencananya, bibit vaksin yang sudah kita anggap teruji pada hewan akan diserahkan kepada PT Bio Farma," kata Bambang dalam siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube, Selasa (27/10/2020).

Jika uji coba ke hewan berhasil, vaksin akan memasuki tahap uji klinis. Pada tahapan ini, vaksin akan mengikuti prosedur uji klinis tiga tahap. Jika uji klinis berhasil, vaksin akan diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM akan memutuskan apakah vaksin aman dan sudah bisa dipergunakan secara massal atau tidak.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, menjelaskan bibit vaksin yang dikembangkan Eijkmen ini menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 di Indonesia. Karena menggunakan virus yang bersirkulasi di Indonesia, vaksin ini lebih cocok untuk warga negara Indonesia. (Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc)