Mengenal 4 Vaksin Pesanan RI

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 21 Oktober 2020 | 06:31 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 945


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia gerak cepat dalam mengamankan vaksin Covid-19. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bersama Menteri BUMN Erick Thohir, terbang ke Inggris.

Di negara tersebut, pemerintah Indonesia mengadakan kerja sama bilateral. Salah satunya menyangkut pengadaan vaksin Covid-19. Inggris merupakah salah satu negara yang sedang membuat vaksin Covid-19. Vaksin ini dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.

"Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin sebesar 100 juta untuk tahun 2021," kata Menteri Retno dalam telekonferensi, Rabu (14/10/2020).

Pengiriman vaksin rencananya akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dilakukan pada Maret 2021.

Vaksin yang dikembangkan Inggris ini menjadi pelengkap dari vaksin yang telah dibeli pemerintah Indonesia sebelumnya. Ada tiga vaksin yakni SinoVac, Sinopharm, dan Cansino. Ketiganya merupakan produksi China.

Tiga vaksin tersebut, saat ini sedang menjalani uji klinis fase III. Dari tiga produsen vaksin itu, setidaknya Indonesia telah mengamankan 9,1 juta vaksin pada 2020 ini.

Mengenal Empat Vaksin Pesanan Indonesia
- AstraZeneca
Bersama ilmuwan Universitas Oxford, AstraZeneca telah mengembangkan vaksin ChAdOx1 nCoV-19 atau dikenal sebagai vaksin vektor virus, disajikan ke sistem kekebalan tubuh.

Tim peneliti Oxford telah mentransfer protein SARS-CoV-2, yang membantu virus corona menyerang sel, menjadi versi adenovirus yang dilemahkan, yang biasanya menyebabkan flu biasa. Saat adenovirus disuntikkan ke manusia, diharapkan lonjakan protein tersebut akan memicu respons imun.

Hasil awal dari dua fase uji klinis pertama hasilnya memang cukup menggembirakan. Vaksin dilaporkan telah memicu respons imun yang kuat, termasuk peningkatan antibodi dan respons dari sel-T. Saat disuntik, relawan hanya merasakan efek samping ringan seperti kelelahan dan sakit kepala.

Vaksin itu pun kemudian memasuki uji klinis fase tiga. Uji klinis dilakukan di berbagai negara, seperti Brazil, Amerika Serikat, hingga Afrika Selatan. Uji coba ini sempat dihentikan pada 8 September. Penghentian dilakukan setelah ditemukan penyakit dalam subjek penelitian di Inggris. Ini sempat menimbulkan keraguan pada peluncuran awal untuk vaksin ini.

Namun hanya beberapa hari setelah diperiksa, uji coba ini kembali dilanjutkan.

Meski masih dalam tahap uji klins, AstraZeneca sudah mulai memproduksi vaksin ini sejak Juni 2020. Kabarnya, AstraZeneca mampu memasok dua miliar dosis vaksin.

Selama pandemi berlangsung, AstraZeneca berkomitmen tidak akan mencari keuntungan dari produksi vaksin itu. Bersama ilmuwan Universitas Oxford, mereka akan memasok setengah dari dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Salah satu kemitraan baru adalah dengan Serum Institute of India (SII), produsen vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume.

Lainnya, kesepakatan $ 750 juta (£ 595 juta) dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan aliansi vaksin GAVI akan membantu menemukan fasilitas produksi untuk memproduksi dan mendistribusikan 300 juta dosis vaksin.

- CanSino Biologics
Vaksin ini produksi China. Cansino adalah vaksin adenovirus rekombinan bernama Ad5-nCoV. Saat ini vaksin sedang memasuki Tahap III. Menurut Zheng Zhongwei, kepala gugus tugas pengembangan vaksin virus korona Tiongkok, Tiongkok secara resmi telah mengizinkan penggunaan darurat vaksin Covid-19. "Pada akhir Juni, badan pengatur militer China telah menyetujui mereka menggunakan vaksin ini untuk militer di bawah kebutuhan darurat," kata Yu Xuefeng, ketua dan CEO CanSino Biologics. "Kami yakin vaksin kami akan berhasil."

- Sinopharm
Sinopharm merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm). Perusahaan ini telah melakukan uji coba di Uni Emirat Arab.

Uji coba dimulai pada pertengahan Juli tersebut adalah kemitraan antara China National Biotec Group (CNBG) Sinopharm dan perusahaan kecerdasan buatan dan komputasi awan yang berbasis di Abu Dhabi, Group 42 (G42).

Vaksin telah diberikan kepada lebih dari 31.000 orang di UEA, Mesir, Bahrain dan Yordania, kata CEO G42 Healthcare Ashish Koshy. "Hasil awal menunjukkan itu aman, ada peningkatan antibodi secara umum untuk semua relawan," kata Koshy.

- SinoVac
Kandidat vaksin Covid-19 ini diproduksi raksasa perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd. Vaksin ini telah memasuki uji klinis tahap III. Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut menjalani uji klinis ini. Hasil pengujian terbaru yang disampaikan SinoVac adalah vaksinnya aman dan efektif untuk kaum lansia usia 60 hingga 89 tahun.

Vaksin Covid-19 milik Sinovac telah selesai uji klinis tahap 3 di 2 negara, yakni di Brazil dan China. Sementara di Indonesia proses uji klinis tahap III masih menunggu proses.

Karena uji klinis fase III sudah selesai di dua negara, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto memastikan proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020.

"Kalau sudah ada izin dari BPOM dan sertifikat halal dari MUI maka pada akhir November akan dilakukan penyuntikan," ujarnya dalam talkshow soal update Vaksin Covid-19, Senin (19/8/2020).

Vaksinasi akan menggunakan vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac di China. Sebanyak 3 juta vaksin akan tiba di Indonesia dalam 2 tahap yakni November dan Desember.

Menurut Yuri, saat ini BPOM Indonesia, MUI, dan tim Kementerian Agama sedang berada di China untuk sharing data mengenai hasil uji klinis tahap 3 vaksin ini. Keberadaan mereka di sana untuk proses sertifikasi halal. Direncanakan dua pekan lagi tim ini akan tiba di Indonesia. (Foto: Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto memberikan keterangan pers mengenai perkembangan vaksin COVID-19 di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (19/10/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nz)