Mereka Tak Yakin Tertular Covid-19

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Jumat, 9 Oktober 2020 | 17:24 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 348


Jakarta, InfoPublik - Dari 260an juta penduduk Indonesia, ada 44,9 juta penduduk yang meyakini tidak mungkin tertular Covid-19. Demikian pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD dalam sebuah acara sarasehan ulama dan tokoh masyarakat di Sumenep, Jawa Timur, Ahad (4/10/2020),

Mahfud heran dengan sikap masyarakat ituDalam sebuah acara sarasehan ulama dan tokoh masyarakat di Sumenep, Jawa Timur, Ahad (4/10/2020), Menko Polhukam Mahfud MD menyebut Padahal banyak fakta yang menunjukkan penularan itu. Virus ini bisa menulari siapa saja tak pandang status sosial, usia, agama, dan lainnya. "Donal Trump, presiden AS itu awalnya tak percaya. Tak pakai masker. Akhirnya dia kena juga," kata Mahfud.

Jumlah yang disampaikan Mahfud bukan tanpa dasar. Jumlah itu mengacu pada hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis akhir September lalu. Dalam survei itu BPS menyebut ada 17 persen responden meyakini tak akan tertular Covid-19. Secara lebih detil, prosentase itu terdiri dari 12,5 persen meyakini tidak mungkin tertular dan 4,5 persen menyebut sangat tidak mungkin tertular Covid-19.

Survei tentang perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19, BPS melibatkan 90.967 responden. Survei yang secara daring itu dilakukan pada 7 sampai 14 September.

"Saya pikir prosentase 17 persen itu angka yang lumayan tinggi," kata Kepala BPS Suhariyanto.

Hasil lainnya menunjukkan, 34,3 persen mengatakan cukup mungkin tertular; 29,4 persen menyebut mungkin bisa tertular; dan 19,3 persen mengatakan sangat mungkin untuk tertular Covid-19.

Menurut Suhariyanto, masih adanya masyarakat yang meyakini tidak mungkin tertular itu berkorelasi dengan tingkat pendidikan.

Dari 90.967 responden, 61 persen responden minimal berpendidikan sarjana ke atas. Untuk jenis kelamin, 55 persen adalah perempuan dan 45 persen laki-laki. Sementara dari segi usia responden, sebanyak 69 persen berusia di bawah 45 tahun.

Menurut Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo angka 17 persen itu jika dikalikan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 260an juta tergolong tinggi. Dari data yang ada menunjukkan banyak orang yang menjadi korban dari keganasan virus yang belum ditemukan vaksinnya ini. Di Indonesia sendiri, jumlah kasus positif dari hari ke hari juga terus meningkat. "Tidak ada satu jengkal tanah pun di Indonesia yang aman dan bebas dari Covid-19," ujarnya.

Doni tak salah. Virus ini medianya manusia. Ada orang yang terinfeksi virus ini disertai gejala tapi banyak juga yang tanpa gejala. Mereka yang terinfeksi tanpa gejala atau kerap disebut OTG ini yang justru berbahaya. Merasa tak sakit, lalu dia bergerak bebas. Orang ini berpotensi menulari siapa saja.

Pada awal September, saat rapat dengan Komisi VIII DPR, Doni juga pernah mengungkap hal serupa. Kata dia, selain meyakini tidak mungkin tertular Covid-19, ada juga masyarakat yang tidak mempercayai adanya virus Korona ini. Mereka ini bukan tinggal di pelosok tapi di Jakarta dan Jawa Timur. Dua wilayah yang tergolong metropolitan. "Yang tertinggi ada di DKI Jakarta, nomor dua Jawa Timur," kata Doni.

Tiga provinsi lain yang masyarakatnya meyakini tak mungkin tertular Covid-19 ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Kabar Baik
Selain menjukkan kabar yang kurang sedap, survei yang dilakukan BPS itu menyampaikan kabar baik. Kabar baiknya, tingkat kepatuhan masyakat dalam menggunakan masker mencapai 92 persen. Sedangkan kepatuhan masyarakat mencuci tangan dan jaga jarak mencapai 75 persen.

Ini tentu menggembirakan dibanding awal-awal Covid-19 menjangkiti Indonesia. Di mana saat itu masih banyak masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan jaga jarak.

Meski begitu, karena masih ada keyakinan tak tertular, diperlukan edukasi terus menerus sehingga masyarakat sadar akan bahaya virus ini. Selain itu juga agar masyarakat makin disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Edukasi tak hanya lewat anjuran tapi juga contoh. "Ke depan jajaran pimpinan harus mematuhi dan memberikan contoh dalam menegakkan protokol kesehatan," ujar Suhariyanto. (Anggota Satpol PP menegur pengendara sepeda motor yang tidak memakai masker saat melintas di tempat umum di Pasar Rau, Serang, Banten, Selasa (8/9/2020). Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman/foc).