Dangin Puri Kangin, Cerita Desa dalam Genggaman

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 15 September 2020 | 18:45 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Sesekali mampirlah ke Desa Dangin Puri Kangin. Desa yang masuk wilayah Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar Provinsi Bali ini boleh disebut sangat luar biasa. Lokasi desa ini ada di jantung Kota Denpasar. Desa ini punya konsep "Berdesa di Kota."

Konsep "Berdesa di Kota" karena sebagian wilayah desa ini merupakan pusat pemerintahan, kawasan pendidikan, pusat kesehatan, dan sarana prasarana olahraga, serta penunjang fasilitas publik.

Desa ini punya luas kurang lebih 75 hektar yang terdiri dari tujuh dusun atau banjar desa adat. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat bergerak di perdagangan dan sektor jasa.

Menyadari akan posisinya yang ada di jantung kota, Perbekel (kepala desa) menggagas digitalisasi desa berupa aplikasi desa. Desa harus memberikan pelayanan terbaik kepada warganya. Slogannya "Sewaka Prajahita". Artinya melayani dengan hati yang tulus dan ikhlas.

Slogan itu tak main-main. Desa ini memang ingin melayani warganya dengan optimal. Keinginan itu diwujudkan dalam bentuk pembuatan aplikasi desa yang telah dirintis sejak November 2013. Gagasan ini lalu dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).

“Ide awalnya adalah untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat dengan solusi teknologi komunikasi menjadi keharusan dalam mengatasi keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat sini,” kata Ngurah Putrawan, Kepala Desa Dangin Puri Kangin.

Agar aplikasi M-Desa terwujud, mereka mulai menyusun big data berupa one data, one management, one budget.

Setelah semua tersusun, kata Ngurah Putrawan, tim IT memaparkan teknologi aplikasi berbasis android. “Gagasan ini dapat sambutan positif untuk direalisasikan dan mendapat anggaran dalam APBDes 2017,” katanya.

Aplikasi ini mendapat respons positif warga desa. Mereka beramai-ramai mendownload aplikasi itu. Dengan adanya aplikasi ini, pelayanan bisa dilakukan dengan cepat. Aparat desa juga responsif dalam menjawab kebutuhan warganya. Kantor desa pun menjadi sepi karena masyarakat tak perlu datang ke kantor desa jika ingin mengurus sesuatu. Dengan adanya aplikasi berbasis android dan iOS ini semua semua urusan desa ada digenggaman.

"Dengan diterapkan aplikasi ini, kantor desa kami sepi, pelayanan kami kan ada kepala wilayah, di antar ke rumah, (jadi) lebih nyaman. Kami ketemu di medsos," ujarnya.

Aplikasi M-Desa Dangin Kangin punya 9 fitur. Ada layanan surat, cek BPJS Anda, BPJS Ketenagakerjaan, Peta Desa, Galeri Desa, Produk Bumdes, Link Radio Desa, Link Website Desa & Info Rumah Sakit Mata Bali Mandara.

Inovasi yang dilakukan desa ini mengundang decak kagum dunia internasional. Pada saat Indonesia menjadi tuan rumah Annual Meeting IMF-World Bank Oktober 2018, desa ini dikunjungi 63 delegasi yang berasal dari 20 negara. Melalui kunjungan itu, mereka ingin mengetahui lebih dalam tentang program smart village dan M-Desa. Kunjungan tersebut terdiri dari sekitar 63 Delegasi yang berasal dari 20 negara di seluruh dunia.

Dalam pemaparannya, IGN Putrawan menyebut beragam inovasi yang berhasil diwujudkan itu tak lepas dari inovasi dan sinergitas antara masyarakat, pemerintah desa dan Pemerintah Kota Denpasar.

Salah seorang delegasi asal Nigeria, Greace mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi inovasi dan terobosan yang dilaksanakan Desa Dangin Puri Kangin ini. Dengan adanya aplikasi M-Desa ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses program desa dan layanan-layanan yang ada.

“Ini sangat bagus. Ke depan konsep ini dapat diterapkan di daerah lain sebagai upaya memberikan kemudahan kepada masyarakat,” ujarnya.

Digitalisasi desa ini sesuai dengan semangat yang digaungkan Presiden Joko Widodo. Dalam rapat terbatas yang membahas tentang perencanaan transformasi digital di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, ia meminta jajarannya merancang sebuah peta jalan transformasi digital di sejumlah sektor strategis.

"Pandemi Covid ini harus bisa kita jadikan momentum untuk melakukan percepatan transformasi digital. Karena di masa pandemi maupun next pandemi, mengubah secara struktural, cara kerja, cara beraktivitas, cara berkonsumsi," katanya saat memimpin rapat, Senin (3/8/2020).

Ia pun meminta agar Menteri Komunikasi dan Informatika segera mempercepat pelayanan internet di 12.500 desa yang belum tersentuh internet.

Sebab, di kala pandemi ini, kata dia, cara orang berinteraksi yang sebelumnya offline kini lebih banyak online. "Perubahan seperti ini perlu segera diantisipasi, disiapkan, direncanakan secara matang," ujarnya. (Ilustrasi. Seseorang tengah berselancar di dunia maya. Foto: Matthias Zeitler/Pixabay)