Kisah Sukses Peserta Program Kartu Prakerja

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Jumat, 4 September 2020 | 07:54 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Di kedai dapurnya, Nirwana terlihat sedang sibuk memasak. Kegiatan itu menjadi rutinitas Nirwana sejak Mei lalu. Beragam menu ia jual. Mulai baso aci, mie nyemek, seblak, dan lainnya. Menu-menu itu biasanya dipasarkan secara online.

Dari hasil penjualan yang dilakukan sejak Mei, ia mampu mengantongi Rp 4 juta setiap bulan. Pendapatan yang tergolong lumayan jika dibandingkan dari pekerjaan sebelumnya.

Semula Nirwana bukanlah pedagang. Profesi perempuan 22 tahun itu adalah seorang guru honorer di sebuah sekolah di Kendari, Sulawesi Tenggara. Wabah Covid-19 menyebabkan tempatnya bekerja tak lagi memperpanjang kontrak.

Berhenti menjadi guru honorer tak membuat Nirwana patah arang. Kebetulan juga saat itu pemerintah  sedang membuka program kartu prakerja.

Nirwana lantas mencoba ikut mendaftar pada gelombang III (24-30 April 2020). Beruntung ia dinyatakan lolos bersama 224.615 orang lainnya. Ia pun mendapat bantuan mendapat bantuan Rp 3.550.000. Dana itu untuk biaya pelatihan dan insentif.

Dari dana yang didapat itu, Nirwana lantas mengikuti program kelas memasak, sosial media marketing, dan pengelolaan keuangan. Ilmu dari pelatihan itulah yang kemudian diterapkan di Kedai Nirwananya. "Insentif Rp 600 ribu sangat membantu. Modal itu saya putar agar kembali lebih. Alhamdulillah bisa," katanya, Senin (31/08/2020).

Kisah serupa juga dialami Bayu Juliandri. Wabah Covid-19 ini juga menyebabkan ia di PHK dari tempatnya bekerja. Di rumahkan perusahaannya tak membuat Bayu patah arang. Ia mencoba berburu informasi seputar peluang-peluang usaha.

Dari hasil berburu informasi itu ia mendapatkan informasi program kartu prakerja. Tanpa pikir panjang ia menjajal program kartu prakerja gelombang II. Beruntung Bayu lolos.

Dinyatakan lolos, ia lantas mengikuti pelatihan wirausaha dari Bencoolen Coffee. "Saya pelajari A-Z. Meski lewat zoom pelatihan ini sangat membantu saya," kata Bayu, Rabu (2/9/2020).

Setelah mendapat ilmu itu, Bayu membuka kedai mini Bencoolen Coffee.

Menurut Direktur Pemasaran the Bencoolen Coffee Lukcy Widja, usaha kedai mini Bayu itu hanya bermodalkan Rp 3,5 juta.

Di Bencoolen Coffee, menurut Lucky, peserta pelatihan bisa memilih sejumlah materi pelatihan. Ada tiga program yang bisa dipilih: cara berwirausaha kopi kekinian, pelatihan barista, dan pemasaran kopi.

Nirwana dan Bayu hanyalah dua peserta yang sukses mengikuti program kartu prakerja. Tentu masih banyak jejak peserta seperti yang dialami Nirwana dan Bayu.

Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah memang mempercepat peluncuran program kartu prakerja. Program kartu prakerja sendiri sebenarnya merupakan salah satu materi kampanye pasangan Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amien saat mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres 2019 lalu.

Program kartu prakerja ini merupakan program pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi.

Bagi mereka yang mendaftar dan dinyatakan lolos, pemerintah akan mendapatkan sertifikat dan insentif. Insentif diberikan sebesar Rp 3.550.000. Dana itu untuk biaya pelatihan dan insentif.

Sejak dibuka pada pertengahan April lalu pemerintah sudah membuka enam gelombang. Saat ini gelombang VII sedang berjalan. Dari gelombang I hingga VI sudah ada 3 juta orang yang mendapat kartu prakerja dari 5,6 orang juta yang ditargetkan. Sisa 2,6 juta akan dilanjutkan pada gelombang-gelombang berikutnya. (Warga membuka laman www.prakerja.go.id saat mengikuti pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 4 di Serang, Banten, Sabtu (8/8/2020). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp).