Angin Segar Mas Menteri

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Jumat, 28 Agustus 2020 | 08:01 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 466


Jakarta, InfoPublik - Kabar gembira itu berembus dari Senayan, Jakarta. Penyampai kabar bukan anggota DPR, melainkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Saat rapat kerja dengan Komisi X DPR, mantan bos Gojek ini membawa angin segar untuk guru, siswa, mahasiswa, dan dosen.

Di depan anggota Komisi Pendidikan itu, Nadiem menyebut akan memberi bantuan kuota internet kepada mereka. Bantuan itu akan diberikan untuk jangka waktu 3 hingga 4 bulan ke depan. Anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 7,2 triliun. "Ini kami akselerasi agar segera cair," kata Nadiem, Kamis (27/08/2020).

Hadiah pemberian kuota ini untuk menjawab keluhan anak didik dan tenaga pendidik selama pemerintah memberlakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena pandemi Covid-19.

Keluhan ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) April lalu. Survei daring dilakukan pada 13-20 April 2020 dengan jumlah responden 1.700 siswa (jenjang TK sampai SMA/sederajat) yang tersebar di 20 provinsi dan 54 kabupaten/kota di Indonesia. Responden terbanyak adalah siswa SMA.

Dari survei itu terungkap, sebanyak 52,8 persen siswa meminta pemerintah menggratiskan internet. "Kesulitan selanjutnya, sebanyak 42,2 persen responden mengaku tidak memiliki kuota internet," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti akhir April lalu.

Itu survei terhadap siswa. Bagaimana dengan tenaga pendidiknya? KPAI juga punya data. Berdasar hasil survei yang dilakukan bersama Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) terungkap, sekitar 55,6 persen guru  mengeluhkan tidak adanya kuota dan akses internet.

Selebihnya, sebanyak 44,0 persen guru mengalami kendala akibat siswa mereka tidak akrab dengan pembelajaran daring. Sementara 27,9 persen guru mengakui tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan.

Survei itu dilakukan pada 16-20 April 2020 dengan total responden sebanyak 602 orang. Jumlah itu merupakan gabungan guru dari jenjang SD sampai SMA/sederajat yang tersebar di 14 provinsi dan 30 kabupaten/kota di Indonesia. Responden terbanyak adalah guru SMA.

Menurut riset yang dilakukan aplikasi pendidikan Gredu, saat PJJ diberlakukan rata-rata siswa menghabiskan 1 GB perhari atau 30 GB selama sebulan. Dengan kuota sebesar itu, para orang tua harus merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu untuk membeli kuota.

Karena semua dilakukan secara daring, penggunaan internet juga melonjak. Telkomsel misalnya. Menurut Vice Presiden Coorporate Communication Telkomsel, Danny Abidin, payload layanan belajar online menyumbang trafik terbesar Telkomsel. Kenaikannya, kata dia, mencapai 236 persen.

Nadiem mengakui pemberian kuota itu untuk menjawab kecemasan masyarakat selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Saya tidak akan berhenti di sini. "Alhamdulillah janji saya pulsa tercapai," ujarnya.

Nadiem memang tak hanya berhenti di situ. Dalam rapat kerja itu Nadiem juga memaparkan akan memberi insentif bagi guru, dosen, dan tenaga kependidikan. Anggaran yang disediakan mencapai Rp 1,7 triliun. Sehingga total anggaran yang dialokasikan untuk kuota dan insentif itu berjumlah Rp 8,9 triliun.

Nadiem berharap para peserta didik dan tenaga pendidik dapat terbantu dengan adanya bantuan ini. (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR, Kamis (27/8/2020) di gedung DPR, Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz)