Mendeteksi Covid-19 Melalui Inovasi Anak Negeri

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 24 Agustus 2020 | 11:01 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 495


Jakarta, InfoPublik - Kabar itu datang dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami. Dalam kicauannya di akun twitter @ridwankamil, ia menyampaikan informasi penting.

"Unpad & ITB juga berhasil menciptakan alat deteksi covid lainnya dalam bentuk mesin seperti PCR yang disebut SPR (Suspected Plasmonic Resonance). Lebih murah dan tidak perlu lab khusus," tulis Emil dalam kicauannya.

Sesungguhnya alat deteksi covid ini merupakan kerja sama para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad), Badan Pengkajian dan Penerarapan Teknologi (BPPT), PT Tekad Mandiri Citra, dan PT Pakar Biomedika Indonesia.

Konsorsium ini mengembangkan mesin SPR untuk mendeteksi virus SAR CoV2. Para peneliti yang terlibat dalam konsorsium ini menyebut alat SPR ini merupakan inovasi pertama di Indonesia.

Selama ini, pendeteksian virus SAR CoV2 di Indonesia memang banyak menggunakan teknik PCR. Teknik ini sebenarnya punya akurasi tinggi dibanding teknik lain.

Namun, menurut Ketua subtim Task Force Deteksi Antigen Covid 19 nonPCR/mikrochip SPR, Isa Anshori, tes PCR memiliki sejumlah kelemahan. Kelemahan itu di antaranya pengujian butuh waktu lama, minimnya tenaga penguji terlatih, peralatan yang mahal dan rumit, serta terbatasnya laboratorium BSL3 (Biosafety level 3) atau laboratorium dengan level keamanan tinggi.

Menyadari banyaknya kendala itu, akhirnya konsorsium peneliti Indonesia membuat teknik pengujian berbasis mesin SPR (Surface Plasmon Resonance).

Alat ini sempat disampaikan saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang dilaksanakan Senin (10/08/2020) lalu.

Cara Kerja

Dosen peneliti di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan bioinformatika Unpad, Muhammad Yusuf mengungkapkan, SPR berfungsi sebagai pendeteksi adanya kemunculan Covid-19.

Menurut Yusuf, SPR berfungsi melihat interaksi dua molekul. Molekul yang dimaksud adalah virusnya. Dari situ SPR akan mendeteksi apakah virus bisa berinterkasi dengan antibodi atau tidak.

Isa Anshori, Ketua subtim Task Force Deteksi Antigen Covid 19 nonPCR/mikrochip SPR, menambahkan secara umum, cara kerja deteksi Covid 19 berbasis mikrochip SPR ini sederhana. Diawali dengan persiapan, yakni menanam bioreseptor pada mikrochip atau chip sensor, kemudian memasang chip sensor pada perangkat SPR, chip sensor dialiri sampel swab, SPR memroses sampel untuk deteksi Covid 19, lalu keluar hasilnya.

Proses pengujian sampel hanya berlangsung kurang dari satu jam, jauh lebih singkat dibanding tes PCR.

"Dalam teknik PCR, sampel swab perlu ada proses tambahan karena yang ingin kita cek itu komponen di dalam virus, material genetiknya. Jadi harus dipecah dulu, kemudian materi genetiknya diamplifikasi," kata Isa dua pekan lalu.

Sementara jika menggunakan SPR tidak diperlukan proses tambahan seperti PCR. Artinya, tidak perlu memecah struktur virusnya, tapi bisa langsung menangkap virusnya karena virusnya punya reseptor yang ada di luarnya.

Keunggulan lainnya, menurut Isa, mesin SPR bisa mendeteksi empat hingga delapan sampel sekaligus dalam satu kali proses. Dengan banyaknya sampel yang bisa dideteksi waktu bisa dihemat.

Lebih jauh, proses preparasi chip sensor tidak seluruhnya dilakukan di laboratorium BSL3, yang akan memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan pengujian. Selain itu, petugas kesehatan juga tak perlu berlama-lama mengenakan APD lengkap.

Isa menjelaskan, dalam riset deteksi Covid 19 SPR ini, tim berhasil menciptakan reagen bioreseptor sendiri. Ia mengklaim hasil ciptaannya itu sebagai inovasi pertama di Indonesia.

"Di sini, kami masih fokus ke pembuatan reagennya saja. Kalau mesin SPR itu produksinya sudah banyak," kata Isa.

Irvan Faizal, Kepala Program Biofarmasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjelaskan, sejauh ini pengerjaan proyek ini telah mencapai 70 persen. Targetnya, akhir September mereka sudah bisa menghasilkan minimal sebagai contoh.

Menurut Isa, target pengguna deteksi Covid-19 berbasis SPR ini, adalah rumah sakit atau laboratorium pemerintah maupun swasta yang memiliki laboratorium BSL yang memenuhi syarat.

Inovasi di bidang kesehatan ini merupakan karya anak bangsa yang layak diapresiasi. Seperti kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis, 14 Mei 2020.

"Produk tersebut harus menjadi andalan untuk menumbuhkan kepercayaan diri bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang bangga terhadap karya bangsa sendiri," ujar Jokowi. (Foto: Peneliti sedang mengembangkan alat deteksi Covid-19 dengan alat SPR (Suspected Plasmonic Resonance). Foto: twitter @ridwankamil).