Gerakan Berbagi di Tengah Pandemi

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 18 Agustus 2020 | 07:04 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 485


Jakarta, InfoPublik - Anak-anak itu duduk di bangku mobil operasional kepolisian yang diparkir di Kantor Polisi Sektor Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Di sampingnya, seorang anggota kepolisian terlihat sedang membuka laptop. 

Kepala anak-anak, anggota polisi itu sedang mengajari cara menggunakan laptop dan mengakses Wifi yang ada di kantor itu. Kedatangan anak-anak di kantor Polsek itu bukan untuk main melainkan untuk bisa menikmati akses jaringan internet gratis yang disediakan Polsek Puncu. Akses internet gratis itu disediakan bagi anak-anak dari kalangan keluarga kurang mampu yang ingin melakukan pembelajaran jarak jauh.

Pemberian akses gratis itu sudah dilakukan sejak beberapa bulan belakangan ini. "Kapanpun mereka mau mengakses kami persilakan. Entah untuk belajar daring atau untuk mengerjakan tugas," kata Kapolsek Puncu AKP Bowo Wicaksono.

Tak hanya akses internet, Polsek Puncu juga menyediakan perangkat laptop, telepon seluler, dan printer. Perangkat itu bisa dipinjam para siswa yang membutuhkan. "Mereka bisa datang kapan saja," katanya.

Yang menarik, jika sedang istirahat atau usai mengikuti pelajaran sekolah, para siswa dihibur dengan permainan wayang atau dongeng. Sambil mendengarkan dongeng, mereka juga disuguhi panganan.

Pemandangan yang hampir sama juga terjadi di kantor Koramil 0912/Lembang, Bandung, Jawa Barat. Sejak pagi, sejumlah siswa terlihat berjalan kaki dari rumahnya menuju kantor itu.

Tiba di kantor Koramil, sejumlah petugas bersiap menyambut kedatangan mereka. Para siswa diminta mencuci tangan sebelum masuk ke ruangan yang telah disiapkan.

Di ruangan, sejumlah meja dan bangku telah ditata rapi. Di ruangan, sejumlah petugas terlihat ikut mendampingi mereka.

Menurut Danramil 0912/Lembang Kapten Inf Armed Fendi, fasilitas wifi gratis ini dilakukan untuk membantu warga yang kesulitan membelikan anaknya kuota internet dan tidak bisa mengakses jaringan internet.

Tak hanya membuka akses internet, pihaknya juga menyediakan fasilitas laptop dan telepon seluler jika para siswa membutuhkan.

Untuk pelayanannya, kata dia, kantornya selalu siap membuka kapanpun siswa memerlukannya. "Kami sesuaikan dengan kebutuhan mereka," ujarnya.

Program ini, kata dia, sudah berjalan sejak pemerintah menetapkan proses belajar mengajar dilakukan secara daring.

Tak hanya kantor kepolisian dan TNI, kepedulian terhadap para siswa ini juga dilakukan sejumlah desa, warga, dan pihak lainnya.

Di Gianyar, Bali, sebuah rumah makan yang terletak di Banjar Sema, Desa Bitera, Kabupaten Gianyar, Bali juga terketuk untuk membuka internet gratis bagi pelajar yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pemilik warung, I Putu Suamerta mengaku, akses internet gratis bagi pelajar itu sudah dibuka sejak 3 Agustus lalu. Ia bercerita, beberapa waktu sebelumnya, ia kerap mendapat cerita dari orang tua siswa yang harus merogoh kocek Rp 10.000 setiap hari untuk membelikan kuota internet anaknya.

Dari cerita itu Suamerta lalu tergerak untuk membantu meringankan beban orang tua yang tak mampu membelikan kuota anaknya untuk mengikuti PJJ. Tak hanya akses internet, warung Suamerta juga disediakan kertas dan printer untuk mereka yang membutuhkan.

Awalnya, kata Suamerta, anak-anak yang datang langsung ke warung makan ini jarang. Akhirnya, Suamerta berinisiatif jemput bola. Ia mendatangi anak-anak atau keluarga yang kurang mampu itu dan mengajak anak-anaknya memanfaatkan internet yang ada di warungnya.

Dari hasil jemput bola itu, jumlah yang datang meningkat. Dari 10 menjadi 15 dan terus meningkat. Karena jumlahnya semakin banyak, Suamerta membatasi satu ruangan untuk 25 siswa. Ini dilakukan agar mereka tidak berjubel.

Sejak Covid-19 mulai merajalela, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memutuskan untuk tidak melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, pembelajaran dilakukan secara daring.

Namun, di tengah perjalanan, PJJ memunculkan fakta lain. Banyak daerah yang belum dapat mengakses internet dan ketidakmampuan orang tua membelikan perangkat dan kuota internet untuk anaknya.

Karenanya, munculnya inisiatif-inisiatif dari lembaga maupun perorangan untuk membantu mereka yang membutuhkan itu layak diapresiasi. Pandemi Covid-19 memang selayaknya kita berbagi dan saling peduli. (Sejumlah siswa SD belajar secara "online" atau daring di Waroeng D'Abing, Desa Bitera, Gianyar, Bali, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/nz)