Memacu Ventilator Kolaborasi Anak Negeri

:


Oleh Kristantyo Wisnubroto, Kamis, 18 Juni 2020 | 13:17 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 691


Jakarta, InfoPublik - Kabar baik datang di tengah upaya pemerintah bersama pelbagai elemen masyarakat mengendalikan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Tanah Air. Sejumlah institusi lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan swasta telah mampu memproduksi piranti dan instalasi bagi penanganan pasien Covid-19. Setelah konsorsium riset, iptek dan inovasi mendorong tersedianya alat tes Reserve Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), mobil laboratorium BSL-2 serta pengembangan plasma darah, kini mereka mulai memacu produksi ventilator.

Salah satunya produk ventilator hasil kolaborasi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Ventilator merupakan salah satu alat kesehatan yang saat ini banyak dicari warga dunia selama pandemi Covid-19. Stoknya terbatas di pasar alat kesehatan dunia. Pasalnya, alat itu dibutuhkan untuk pasien Covid-19 dengan gejala sakit parah, khususnya mereka yang punya kesulitan bernapas.

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) dan menyerang daya tahan tubuh lewat sistem pernapasan.

Pemerintah mendukung pengembangan ventilator karena menurut perkiraan kebutuhan ventilator di Indonesia pada puncak pandemi bisa sampai 70.000 unit lebih. Sedangkan jumlah ventilator yang tersedia di rumah sakit di seluruh Indonesia diperkirakan tidak sampai 7.000 unit.

COVENT-20, Ventilator Transport Lokal yang dikembangkan oleh Tim Ventilator Universitas Indonesia (UI) pada Senin (15/06/2020) telah dinyatakan lulus uji klinis manusia untuk mode ventilasi CMV (Continuous Mandatory Ventilation) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dari Kementerian Kesehatan RI siap didistribusikan ke rumah sakit.

Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro mengatakan COVENT-20 merupakan wujud nyata komitmen UI dalam mendukung penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

"Saat ini, tim Ventilator UI sedang menyelesaikan tahapan akhir produksi dengan beberapa mitra strategis industri sesuai dengan standar produksi alat kesehatan agar dapat didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 dan rumah sakit darurat," katanya.

Menurut Ari Kuncoro pada tahap awal, UI akan memproduksi 300 unit ventilator COVENT-20, yang dana pembuatannya diperoleh dari hasil penggalangan donasi terhadap beberapa perusahaan dan komunitas di bawah koordinasi Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI).

Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng mengatakan uji klinis pada manusia yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap. Yang pertama adalah uji klinis untuk mode ventilasi CPAP pada pasien dewasa yang dirawat di IGD RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUI dalam periode Mei 2020.

Sedangkan uji klinis untuk mode ventilasi CMV dilakukan di Pusat Simulasi Respirasi, Rumah Sakit Pusat Persahabatan pada tanggal 3 Juni 2020, sesuai dengan protokol uji dari Kementerian Kesehatan RI.

"Hasil uji klinis ini membuktikan bahwa kedua fungsi COVENT-20 berjalan dengan sangat baik dan direkomendasikan untuk digunakan pada penanganan pasien," ujarnya.

Diakui Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, faktor penyebab kematian pasien Covid-19 adalah keterbatasan ventilator.

Ventilator yang diciptakan oleh UI kolaborasi FK dan FT ini sudah lolos uji klinik dan sudah dapat izin produksi dari Kemenkes bisa menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan ventilator sehingga dapat mencegah kematian.

Selain COVENT-20 produk made in UI, ada dua produk ventilator buatan anak negeri juga sudah mendapat izin edar dari Kemenkes.

Ketua Task Force Riset dan Inovasi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) Soni Solistia Wirawan menerangkan produk ventilator ini adalah buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Lembaga pemerintah non kementerian ini menggandeng PT Len Industri, PT Poly Jaya, dan PT Dharma Precision dalam mengembangkan ventilator ini.

Soni menjelaskan bahwa izin edar baru diberikan untuk dua produk ventilator yang dikembangkan oleh BPPT bersama PT Len Industri dan PT Dharma Precision. Izin edar untuk produk ventilator yang dibuat BPPT bersama PT Poly Jaya masih diproses.

BPPT dalam upaya memaksimalkan kinerja ventilator darurat berbasis ambu bag (pipa berkatup untuk memompa oksigen), menambahkan pengaman (over pressure relief valve), kapasitas tekanan PEEP sekitar 10-20 cm H2O, dan pengaturan fraksi gas oksigen.

Ventilator portabel itu dibuat dengan mengadopsi desain yang dikembangkan di Eropa dengan modifikasi material dan komponen.

Selain ventilator yang dikembangkan oleh UI dan BPPT sejumlah perguruan tinggi seperti ITB, Unpad, UNS, ITS dan Unair, juga sedang mengembangkan alat ventilator. Peneliti kampus tersebut bekerja sama dengan BUMN dan swasta. Sebagian purwarupa tengah menjalankan uji klinis di Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Dukungan Negara Lain

Di samping mengembangkan produk dalam negeri untuk penanganan virus SARS-CoV-2, pemerintah juga menerima dukungan dari negara sahabat. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan bantuan 100 ventilator dari Amerika Serikat akan tiba di Tanah Air pada awal Juli 2020.

Dukungan ventilator dari AS ini sesuai dengan komunikasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo dengan Presiden AS Donald Trump pada Jumat 24 April 2020.

Melalui akun Twitter, kala itu, Donald Trump mengaku telah berbicara dengan Presiden RI Joko Widodo, dan akan menyediakan ventilator untuk penanganan pasien Covid-19, bagi Indonesia.

Menlu mengatakan selain dari AS, dukungan alat kesehatan juga datang dari Tiongkok dan telah tiba pada 5 Juni 2020, yang terdiri dari 150.000 alat tes PCR, 80.000 masker medis, 1,3 juta masker bedah, 50 ventilator portabel dan lainnya.

Sementara dari Jepang, Indonesia menerima tambahan dukungan alat kesehatan melalui sejumlah organisasi seperti Asia Productivity Organisation, UN Women dan UNDP.

Dukungan juga mengalir dari kalangan akademisi di Amerika Serikat. University of Rhode Island (URI), kampus riset milik pemerintah di Kingston, Amerika Serikat, mengabarkan bakkal mengirim 140 ventilator tambahan ke Indonesia.

"Saat ini kami masih menyelesaikan perakitan tahap akhir untuk 140 ventilator yang akan dikirimkan ke Indonesia, beberapa di antaranya khusus dikirim ke Papua, dalam waktu dekat ini," kata Pimpinan University of Rhode Island, David M. Dooley, saat sesi seminar virtual yang diadakan oleh Pusat Kebudayaan AS @america, Jumat malam (12/06/2020)

Ventilator tersebut dirakit oleh lebih dari 100 orang pengajar, staf universitas, mahasiswa URI, termasuk di antaranya mahasiswa asal Indonesia. Mereka bekerja secara sukarela. Ini merupakan program utama dari VentilatorProject.Org di kampus URI.

Dooley mengatakan pihak universitas sebelumnya mengirimkan beberapa ventilator ke Kementerian Kesehatan Indonesia. Pihak kementerian pada minggu ini juga telah menyetujui penggunaan ventilator buatan University of Rhode Island setelah melalui rangkaian uji coba.

Di samping Indonesia, University of Rhode Island juga mengirim bantuan ventilator ke Bahama, Ekuador, Meksiko, Peru, Nikaragua, Haiti, Nigeria, Filipina, dan Timor Leste.

Seluruh alat ventilator dan piranti penanganan Covid-19 disalurkan melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dikoordinasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (UI/bnpb/antaranews/Foto: )