Perkuat Ekosistem, Menteri Bambang Ingin Indonesia Punya ‘Brand’ yang Mendunia

:


Oleh R Nuraini, Kamis, 19 Desember 2019 | 12:09 WIB - Redaktur: Admin - 430


JPP, YOGYAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka. BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa ekonomi Indonesia saat ini masih dalam kelompok negara Investment-Driven Economy. Untuk menjadi bangsa yang berdaya saing dan dapat masuk 10 besar ekonomi dunia, Indonesia harus bertransformasi menjadi negara Innovation-Driven Economy.

“Salah satu hal yang sangat penting adalah menerapkan konsep dan menjalankan program ekonomi berbasis inovasi, yang pada intinya adalah memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) yang menghasilkan inovasi, mengkomersialisasikan serta melaksanakan sektor-sektor produksi nasional. Oleh sebab itu, Indonesia perlu segera memperbaiki dan meningkatkan kinerja ekosistem Sistem Inovasi Nasional kita, agar mampu melahirkan lebih banyak lagi produk-produk inovasi yang mendunia dan menjadi Brand Nasional,” ungkap Menteri Bambang, saat memberikan Kuliah Umum bertema “Strategi dan Arah Kebijakan Kemenristek/BRIN Dalam Pengembangan Iptek dan Inovasi” di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Rabu 18 Desember 2019.

Menteri Bambang menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan riset dan inovasi membutuhkan optimalisasi kerja sama antara peneliti dari Perguruan Tinggi/lemlitbang (Academicians/researchers), dunia usaha/industri (Businesses), serta Pemerintah (Government). Atau yang biasa dikenal sebagai sinergitas ‘Triple Helix’. Dimana semua elemen ‘triple helix’ berperan sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya. Sinergitas yang kuat antara tiga elemen ABG ini sangat penting untuk memperkecil “lembah kematian” antara produk riset dan produk inovasi.

“Untuk mengoptimalkan ekosistem riset, teknologi dalam rangka meningkatkan produk-produk inovasi, maka Pemerintah (Kemenristek/BRIN) akan melanjutkan program-program dukungan kebijakan, kelembagaan untuk membangun dan mengoptimalisasikan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) baik yang sudah ada maupun yang baru, melalui pendanaan/insentif riset dan inovasi,” jelas Menteri Bambang.

Menteri Bambang mengapresiasi berbagai produk inovasi yang telah dihasilkan oleh UGM dan berharap UGM kedepannya dapat lebih banyak lagi menghasilkan beragam produk-produk inovasi yang berdaya saing dan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.

Sementara itu Rektor UGM Panut Mulyono menuturkan UGM sebagai universitas yang komprehensif dengan berbagai bidang studi, telah mampu menghasilkan banyak produk riset dan inovasi, yang berpotensi untuk dihilirisasiksn menjadi produk-produk inovasi yang komersial.

“Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, UGM melalui Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi, terus berupaya untuk mengoptimalkan sinergi riset dan inovasi dengan industri. Melalui direktorat ini, proses inkubasi, pengembangan usaha, dan akselerasi di UGM ‘Science Techno Park’ terhadap berbagai hasil riset dan inovasi akademik dilakukan, dengan bekerja sama dengan industri,” tutur Panut.

Selain itu dalam agenda kuliah umum di UGM Menteri Bambang juga meninjau Pameran Produk Inovasi UGM di Gedung Rektorat UGM dan juga mengunjungi UGM Science Techno Park. (ris)