Menag Dukung Dialog Antariman untuk Atasi Konflik di Asia Selatan dan ASEAN

:


Oleh R Nuraini, Kamis, 19 Desember 2019 | 13:14 WIB - Redaktur: Admin - 194


JPP, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi menyambut baik rencana gelaran Dialog Antariman untuk Atasi Konflik di Asia Selatan dan Asia Tenggara yang akan digelar pada Desember 2019 ini, di Jakarta. Menag menyampaikan dukungannya ini saat menerima Sekretaris Jenderal (King Abdul Aziz International Centre for Interfaith and Intercultural Dialogue (KAICIID) YM Faisal bin Muammardi Kantor Kemenag, Jl Lapangan Banteng no. 3-4, Jakarta Pusat. 

Dalam kesempatan tersebut, kepada Faisal, Menag menyampaikan terima kasihnya karena KAICIID selaku penyelenggara dialog antariman telah memilih Indonesia sebagai tempat perhelatan penting tersebut. Diaog ini dipandang penting oleh Menag karena merupakan salah satu upaya menjalin ikatan yang berbeda dan memajukan perdamaian serta toleransi umat beragama. 

“Paling utama dari perbedaan yang pasti memiliki tekad menjadikannya sebagai hal yang tidak dipertentangkan tetapi perbedaan menjadi kekuatan. Makanya Indonesia punya Bhineka Tunggal Ika. Kita pun ingin mengambil peran juga untuk menyatukan perbedaan di tingkat dunia. Itu misi mulia untuk kita semua,” kata Menag, Rabu (18/12/2019). 

Dialog antariman yang akan diselenggarakan ini merupakan inisiasi KAICIID (King Abdul Aziz International Centre for Interfaith and Intercultural Dialogue) dan OIC (Organization of Islamic Cooperation), bekerja sama dengan CDCC (Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations) dan Gusdurian Foundation.

Menag amat berharap dialog antariman ini dapat memberi manfaat untuk bangsa Indonesia begitu pun sebaliknya. Dengan kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah, diharap Menag akan memberi manfaat sekaligus partisipasi nyata dalam rangka mewujudkan peradaban dunia yang damai. Kepada Menag, Faisal yang hadir didampingi Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia Essam bin Abed Al-Thaqafi menyampaikan bahwa pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah dialog antariman ini, karena dua hal, yaitu masyarakatnya toleran dan beragam. 

“Kita memilih Indonesia karena masyarakatnya toleran dan beragam Kita putuskan mengadakan workshop tahun ini di indonesia dengan harapan kerja sama semakin baik ke depan,” jelas Faisal. 

Dialog antariman di Indonesia ini menurut Faisal merupakan dialog pertama yang diselenggarakan di daerah islam “bagian barat”, yang sebelumnya diadakan di Myanmar. 

Kepada Menag, Faisal juga menjelaskan organisasi KAICIID ini pertama kali diinisiasi di Kota Mekah Al-Mukarramah telah dibuka pada 2012 oleh Kerajaan Arab Saudi, Republik Austria dan Kerajaan Spanyol. Ini merupakan organisasi antar pemerintah yang mempromosikan dialog antaragama untuk mencegah dan menyelesaikan konflik.

“Dewan eksekutifnya terdiri dari bermacam agama, Islam, Kristen, Buddha. Tiga anggotanya berasal dari Indonesia. Dan organisasi kami ini adalah pusat kajian lembaga internasional yang menyatukan politik dan kepercayaan. Dan kami punya program di beberapa negara pilihan, yaitu dialog antaragama,” jelas YM. Faisal. (agm)