Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016

:


Oleh Irvina Falah, Selasa, 7 Februari 2017 | 13:53 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 2K


Senin 6 Februari 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis beberapa data strategis tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2016; Indeks Tendensi Bisnis dan indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2016. Berikut ini disampaikan ringkasan data-data tersebut:

A. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2016

1⃣    Perekonomian Indonesia tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp12.406,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp47,96 juta atau US$3.605,1.

2⃣    Ekonomi Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2015 sebesar 4,88 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,90 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumahtangga  sebesar 6,62 persen.

3⃣    Ekonomi Indonesia triwulan IV-2016 bila dibandingkan triwulan IV-2015 (y-on-y) tumbuh  4,94 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,57 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumahtangga sebesar 6,72 persen. 

4⃣    Ekonomi Indonesia triwulan IV-2016 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,77 persen. Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami kontraksi 21,24 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan Ekspor neto.

5⃣    Struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,03 persen, dan Pulau Kalimantan 7,85 persen.


B. INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV-2016

Indeks Tendensi Bisnis (ITB) adalah indikator perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia. STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB triwulan IV-2016 sebesar 5.105 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan. ITB merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

Kondisi Bisnis Triwulan IV-2016

1⃣    Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan IV-2016 sebesar 106,70, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan III-2016 (nilai ITB sebesar 107,89).

2⃣    Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2016 terjadi pada semua lapangan usaha kecuali lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan (nilai ITB sebesar 97,57). Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Pendidikan dengan nilai ITB sebesar 112,17. Sementara itu, peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dengan nilai ITB sebesar 101,17.

3⃣    Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2016 didorong oleh peningkatan pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 108,58, rata-rata jumlah jam kerja dengan nilai indeks sebesar 105,96, dan penggunaan kapasitas produksi/usaha dengan nilai indeks sebesar 104,75.

Prospek Bisnis Triwulan I-2017

1⃣    Nilai ITB pada triwulan I-2017 diprediksi sebesar 105,81 berarti  kondisi bisnis diperkirakan akan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, tingkat optimisme pelaku bisnis diperkirakan lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2016 (nilai ITB sebesar 106,70).

2⃣    Kondisi bisnis di semua lapangan usaha pada  triwulan I-2017 diperkirakan mengalami peningkatan, kecuali pada lapangan usaha  Pertambangan dan Penggalian yang relatif stagnan (nilai ITB sebesar 100,94). Peningkatan kondisi bisnis tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Real Estat dengan nilai ITB sebesar 111,20, dan peningkatan terendah diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Konstruksi dengan nilai ITB sebesar 103,39.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

Jumlah sampel STK pada triwulan IV-2016 sebanyak 14.600 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat  mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Responden STK merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. 

Kondisi Konsumen Triwulan IV-2016

1⃣    Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan IV-2016 sebesar 102,46. Dengan demikian, kondisi ekonomi konsumen meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme konsumen pada triwulan IV-2016 lebih rendah dibandingkan triwulan III-2016. Hal ini ditunjukan oleh nilai ITK triwulan IV-2016 sebesar 102,46 yang lebih rendah dari triwulan III-2016 sebesar 108,22. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen triwulan IV-2016 terutama didorong oleh kenaikan pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar103,89 dan naiknya volume konsumsi dengan nilai indeks sebesar 103,81. Sementara itu, inflasi yang terjadi sedikit berpengaruh terhadap tingkat konsumsi dengan nilai indeks sebesar 98,72.

2⃣    Meningkatnya kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional terjadi pada 23 provinsi di Indonesia. Bahkan 18 (54,55 persen) provinsi diantaranya memiliki indeks diatas nasional. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Papua dengan nilai ITK sebesar 112,47, sedangkan Provinsi Kalimantan Barat memiliki nilai ITK terendah sebesar 95,07.

Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2017

1⃣    Nilai ITK nasional pada triwulan I-2017 diperkirakan sebesar 106,30 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan meningkat. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2016 (nilai ITK sebesar 102,46). 

2⃣    Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen di Indonesia terjadi pada 31 provinsi di Indonesia. Terdapat 14 provinsi yang diperkirakan memiliki nilai indeks di atas nasional (42,42 persen). Provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Maluku dengan nilai ITK sebesar 113,80. Sedangkan nilai ITK terendah di Provinsi Jambi dengan nilai ITK sebesar 98,78.

Untuk info detil dan unduh data silakan akses ke link berikut ini

https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1363 BPS
https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1367


Salam,
Humas Badan Pusat Statistik (BPS)

Website   : www.bps.go.id
Twitter     : bps_statistics
Facebook : badan pusat statistik
Youtube     : BPS Statistics