:
Oleh Irvina Falah, Rabu, 3 Agustus 2016 | 10:20 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 291
Jakarta - Presiden Joko Widodo secara resmi membuka gelaran World Islamic Economic Forum (WIEF) pada Selasa, 2 Agustus 2016. Dalam gelaran kali ini, Jakarta bertindak sebagai tuan rumah bagi forum internasional yang sampai dengan saat ini telah diselenggarakan sebanyak 12 kali tersebut.
Dalam sambutannya di hadapan pemimpin negara-negara muslim, Presiden Joko Widodo menyebut salah satu tantangan terbesar bagi masyarakat dunia dewasa ini ialah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Selain itu, ancaman dari serangan teror dan situasi politik yang tak terprediksi turut memberikan tantangan besar bagi negara-negara di dunia.
"Kita melihat serangan teror, baik besar maupun kecil di berbagai belahan dunia. Situasi politik sejak awal abad ini juga merupakan yang paling tidak dapat diprediksi," ungkap Presiden di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC).
Di tengah situasi dunia dewasa ini, Presiden berpendapat bahwa masyarakat muslim dunia dapat memanfaatkan kekuatan yang telah lama dimiliki. Keunggulan usia demografi masyarakat muslim dunia merupakan kekuatan yang menurut Presiden dapat dimanfaatkan lebih jauh.
"Masyarakat muslim memiliki demografi terbaik dari setiap kelompok agama di dunia dengan proporsi tertinggi dari kalangan muda," terang Presiden.
Keuangan syariah, kuliner dan fesyen Islami, serta seni arsitektur Islam merupakan kekuatan lainnya yang semakin berkembang. Namun demikian, Presiden Joko Widodo tidak menampik bahwa masyarakat muslim dunia juga harus menghadapi tantangan yang amat besar.
"Kita belum cukup kuat di media, media sosial, dan teknologi. Oleh karenanya, di sana kita belum mampu memenangkan persaingan. Dan jika kita tidak mendidik dan melatih masyarakat kita, dunia akan semakin meninggalkan kita," tambahnya.
Inovasi Harus Berkontribusi Bagi Masyarakat
Lebih lanjut, Presiden mengemukakan bahwa saat ini kita hidup di era inovasi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Terhadap segala inovasi yang ada, Presiden Joko Widodo menyerukan untuk memastikan inovasi yang benar-benar memberikan kontribusi untuk kesejahteraan rakyat, tidak hanya bagi orang-orang berada, namun juga bagi masyarakat yang kurang mampu.
"Inovasi dapat membuat sejumlah orang menjadi sangat kaya. Tetapi hanya diri kita lah sebagai pemimpin yang dapat memastikan bahwa manfaat dari inovasi tersebut terbagi juga secara adil kepada masyarakat kurang mampu," serunya.
Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk bersama menghadapi tantangan ini. Bangun sistem yang dapat mendidik anak-anak kita agar dapat bersaing di abad ke-21 ini. Ciptakan kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dunia.
"Yang lebih penting tapi juga paling sulit, kita harus bangun budaya yang terbuka. Budaya yang tidak hanya menoleransi perbedaan, tapi juga secara tulus menghormati perbedaan. Bagaimana? satu demi satu, langkah demi langkah," ujarnya di penghujung sambutan.
Pemukulan gong sebanyak lima kali oleh Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Ketua WIEF Tun Dato' Musa bin Hitam di akhir sambutan menandai dibukanya gelaran WIEF ke-12 tahun 2016. Usai berfoto bersama, Presiden Jokowi dan para Kepala Negara/Pemerintahan dan Kepala Delegasi menuju Exhibition Hall untuk melihat pameran.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad. Selain itu, juga hadir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Adapun sejumlah pemimpin negara yang hadir dalam WIEF ke-12 adalah Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Republik Guinea Alpha Conde, dan Perdana Menteri Republik Sosialis Sri Lanka Ranil Shriyan Wickremesinghe.
Untuk diketahui, Indonesia kembali diberi kehormatan untuk menjadi tuan rumah pertemuan skala internasional WIEF ke-12. Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi tuan rumah dalam kegiatan serupa pada 2009 lalu.