"Kalau Berhasil, Kita Tinggal Landas, Kalau Tidak, Tinggal di Landasan"

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 25 Juli 2016 | 11:29 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 183


Jakarta - Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan sejumlah organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo. Acara tersebut digelar di Wisma Serba Guna, Senayan, Jakarta, Minggu, 24 Juli 2016.

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa penyebab dari ketatnya persaingan antar negara saat ini adalah adanya persaingan dalam memperebutkan aliran dana. Salah satu cara yang ditempuh Presiden untuk memenangkan persaingan adalah dengan mempercepat pembangunan infrastruktur karena infrastruktur merupakan pondasi dalam memenangkan persaingan. "Saya perintahkan agar dimulai dulu, kita kalau sudah mulai akan sulit dihentikan," ujar Presiden.

Bila terjadi masalah pada pembangunan infrastruktur, seringkali penyebabnya ada pada birokrasi. Presiden mengingatkan bahwa bila tidak ada masalah dalam birokrasi, rakyat itu akan mengerti dan paham. "Rakyat kita itu gampang, tapi rakyat tahu ini ada main-main, sehingga mereka tidak mau," ujar Presiden.

Presiden juga berharap agar deregulasi kebijakan dilakukan di daerah karena kunci memenangkan kompetisi adalah dengan melakukan efisiensi di semua tingkat pemerintahan, kecepatan pemerintah melayani masyarakat. "Kalau masih ada tradisi lama, jangan harap kita mau menang kompetisi," tutur Presiden.

Momentum ini, lanjut Presiden, kita hanya diberi 15 tahun ke depan. "Kalau transisi ini bisa berhasil, kita bisa tinggal landas. Kalau tidak, kita ditinggal di landasan. Itu kita tidak mau," ujar Presiden.

Oleh karenanya Presiden melakukan berbagai macam terobosan untuk bisa tingal landas. "Kita diberi kesempatan hingga 2030, kalau tidak bisa ya sudah. Tapi kita semua mau kita bisa tinggal landas," ujar Presiden.

Presiden memberikan contoh terobosan yang dilakukannya, yakni kebijakan Tax Amnesty dimana selama berpuluh-puluh tahun tidak dilakukan sehingga saat pemerintah mengusulkan ke DPR, Presiden terkejut dengan respon cepat dan positif dari DPR. "Kita ucapkan terima kasih karena dengan kecepatan maka Undang-Undang Tax Amnesty sudah disetujui," ujar Presiden.

Presiden menyampaikan bahwa ribuan triliun rupiah saat ini disimpan di luar negeri. Sementara itu, saat ini negara sangat membutuhkan dana-dana tersebut. "Oleh sebab itu, saya sampaikan bahwa diperlukan partisipasi warga negara dalam kondisi sekarang untuk membawa uang itu ke dalam negeri," ujar Presiden.

Dana-dana itu akan digunakan bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat. "Kita harus optimis, uang itu kembali karena sudah dibuatkan payung hukum," kata Presiden.

Deregulasi Kebijakan Untuk Antisipasi Perubahan Ekonomi Dunia

Presiden mengawali sambutannya dengan mengatakan bahwa setelah dirinya hampir menjabat sebagai Presiden selama dua tahun, hampir semua negara mengalami tekanan ekonomi dunia. "Ada yang bisa bertahan, ada yang tidak, ada ekonomi minus sampai 7 persen, ada jatuh 1-2 persen," kata Presiden.

Indonesia adalah salah satu negara yang dapat tumbuh di angka 5 persen dan Presiden berharap agar saat ini adalah titik balik ekonomi nasional. "Pada saat kesempaan itu ada, kesempatan itu kita ambil. Dengan cara kita mulai deregulasi ekonomi kita," ucap Presiden.

Paket deregulasi kebijakan ekonomi itu, lanjut Presiden, untuk menyelesaikan keruwetan-keruwetan aturan dan juga agar dapat mengantisipasi perubahan ekonomi dunia yang terjadi. "Dengan cara itu negara ini akan semakin efisein, kita tidak tahu perubahan itu," ujar Presiden.

Presiden memberi contoh betapa sulitnya memprediksi apa yang akan terjadi dalam perekonomian global. Ketika banyak negara masih mengantisipasi terjadinya krisis Yunani, tiba-tiba terjadi penurunan ekonomi di Tiongkok. Kemudian ketika The Fed menurunkan tingkat suku bunga, tiba-tiba Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa. "Itulah dunia sekarang ini sulit ditebak, oleh karena itu percepatan deregulasi penting. Jangan sampai ada perubahan kita sulit antisipasi, karena yang jadi korban masyarakat," kata Presiden.

Reformasi Bidang Hukum

Presiden menjelaskan bahwa pemerintah tengah merumuskan reformasi di bidang hukum yang mencakup bidang legislasi nasional dan daerah, kelembagaan, aparat hukum, pendidikan dan budaya hukum. "Semua harus diperbaiki secara total sehingga masyakat bisa merasakan hukum itu untuk mereka, bukan yang punya uang saja," kata Presiden.

Perubahan Adalah Pekerjaan Kita Semua

Di penghujung sambutannya, Presiden mengajak para relawan untuk bergerak bersama mengawal perubahan-perubahan yang dilakukan.

"Kalau ada yang belum betul, bisikkan ke saya. Kalau ada di instansi, kementerian-kementerian yang perlu diperbaiki, yang perlu dibenahi, di sebelah mana? Di Direktorat Jenderal yang mana? Bisikin saya. Yang di daerah-daerah yang kira-kira memerlukan bantuan, memerlukan perbaikan juga tolong diinformasikan kepada saya," ucap Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa mengawal perubahan-perubahan ini merupakan pekerjaan kita semuanya. "Saya yakin dengan kerjasama, dengan kerja keras dengan kerja-kerja nyata yang kita lakukan, saya yakin bangsa ini akan bergerak maju, menjadi bangsa pemenang," kata Presiden.

Ribuan Relawan Hadir Dari Seluruh Indonesia

Hujan yang mengguyur kawasan Senayan tidak menghalangi ribuan pendukung Presiden Joko Widodo untuk berkumpul. Bahkan, sebanyak 3500 relawan yang berasal dari 30 kelompok relawan hadir meski tidak semuanya dapat memasuki ruangan.

Tidak ingin mengecewakan para pendukungnya, Presiden Jokowi sebelum memasuki ruangan menyempatkan diri menemui para pendukung yang berada di tenda-tenda tersebut. Bahkan saat memasuki tempat acara, Presiden Jokowi berkeliling barisan tempat duduk sambil bersalaman dengan para pendukung yang menyambutnya dengan teriakan "Jokowi" dan "Hidup Jokowi!"

Rangkaian acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan persembahan "Rotoh Duek" oleh Group Cioff. Penyerahan santunan secara simbolis kepada anak yatim piatu dan penayangan video "Perjalanan Jokowi Menjadi Presiden" juga dilakukan dalam kesempatan tersebut.

Tampak hadir dalam silaturahmi nasional tersebut di antaranya sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Ketua DPR Ade Komarudin, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Ketua Umum PPP Romahurmudzi, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Sejumlah pejabat negara lainnya, pimpinan BUMN hingga tokoh agama juga hadir dalam acara tersebut.