Istana Tampilkan Lukisan Bersejarah Dalam Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan

:


Oleh Irvina Falah, Rabu, 13 Juli 2016 | 09:49 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 1K


Jakarta - Untuk pertama kalinya, masyarakat luas akan dapat menikmati keindahan karya seni terbaik yang selama ini menghiasi istana di seluruh Indonesia. Istana Kepresidenan Republik Indonesia akan menampilkan karya-karya seni terbaik itu  dalam pameran bertajuk “17/71: GORESAN JUANG KEMERDEKAAN”.

Pameran ini akan berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, sepanjang bulan Agustus 2016. Akan terpapar di sana: 28 lukisan terpilih hasil karya 21 pelukis dan sekitar 100 koleksi foto-foto kepresidenan. Kurator pameran yang merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 ini adalah Mikke Susanto dan Rizki A. Zaelani.

Sejumlah lukisan fenomenal itu antara lain karya Raden Saleh, Affandi, S. Sudjojono, Basoeki Abdullah, dan Dullah, pelukis Istana pada era Presiden Sukarno. Ada pula karya pelukis asing seperti Rudolf Bonnet dan Diego Rivera. Tak kalah unik, masyarakat juga dapat menikmati lukisan karya Presiden Sukarno sendiri yang berjudul Rini yang dilukisnya pada 1958.

Istana Kepresidenan di Indonesia berlokasi di Jakarta (Istana Negara dan Istana Merdeka), Bogor, Cipanas, Yogyakarta, dan Tampaksiring-Bali. Di sana tersimpan lebih dari 3.000 lukisan yang telah melalui proses kuratorial pada 2009-2010. Di antara koleksi itu, ada banyak karya legendaris yang merupakan bagian dari tonggak sejarah, tak hanya kesenian, melainkan juga Republik Indonesia.

Koleksi luar biasa ini bermula dari keinginan Presiden Soekarno yang dikenal memiliki selera seni sangat tinggi. Tak heran jika sebagian koleksi itu adalah hasil upaya Presiden Soekarno sendiri, yang tak segan langsung berbelanja ke berbagai galeri atau sanggar seni. Sebagian lukisan itu juga buah tangan dari pemimpin negara-negara lain saat berkunjung ke Indonesia.

Presiden Joko Widodo menyambut baik penyelenggaraan pameran ini. Istana adalah milik rakyat dan sungguh indah jika masyarakat luas juga sesekali dapat menikmati koleksi karya seni terbaik itu melalui pameran yang terbuka untuk umum. "Karya cipta yang bernilai begitu tinggi ini harus dilestarikan," tutur Presiden. Pameran ini merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Istana Kepresidenan yang mendapatkan amanah untuk merawat koleksi-koleksi terbaik itu. “Saya ingin lukisan-lukisan ini akan tetap abadi dan terus menerus bisa disajikan di hadapan publik seluruh dunia,” Presiden menambahkan.

Adapun daftar koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang akan ditampilkan adalah sebagai berikut:

Affandi, Laskar Rakyat Mengatur Siasat, 1946
Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto, 1946
Basoeki Abdullah, Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, 1949
Dullah, Persiapan Gerilya, 1949
Harijadi Sumadidjaja, Awan Berarak Jalan Bersimpang, 1955
Harijadi Sumadidjaja, Biografi II di Malioboro, 1949
Henk Ngantung, Memanah, 1943 (reproduksi orisinal oleh Haris Purnomo)
Kartono Yudhokusumo, Pertempuran di Pengok, 1949
Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, 1857
S.Sudjojono, Di Depan Kelambu Terbuka, 1939
S. Sudjojono, Kawan-kawan Revolusi, 1947.
S. Sudjojono, Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek, 1964
S. Sudjojono, Mengungsi, 1950
S. Sudjojono. Sekko (Perintis Gerilya), 1949
Sudjono Abdullah, Diponegoro, 1947
Trubus Sudarsono, Potret R.A. Kartini, 1946/7
Gambiranom Suhardi, Potret Jenderal Sudirman, 1956
Soerono, Ketoprak, 1950
Ir. Sukarno, Rini, 1958
Lee Man-Fong, Margasatwa dan Puspita Nusantara, 1961
Rudolf Bonnet, Penari-penari Bali sedang Berhias, 1954
Hendra Gunawan, Kerokan, 1955
Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga, 1955
Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen, sekitar 1933-1936
Walter Spies, Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9, 1930
Ida Bagus Made Nadera, Fadjar Menjinsing, 1949
Srihadi Soedarsono, Tara, 1977
Mahjuddin, Pantai Karang Bolong, tahun tak terlacak (sekitar 1950an)