:
Oleh Irvina Falah, Selasa, 21 Juni 2016 | 15:10 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 633
Pengembangan industri hulu petrokimia di Indonesia terus mendorong aktivitas industri turunan, salah satunya ialah produksi kapal, dermaga apung dan keramba berbahan high density polyethylene (HDPE). Bahan yang dikenal elastis, kuat, tahan benturan, tahan cuaca dan ramah lingkungan ini diproduksi oleh industri petrokimia yang mengolah hidrokarbon (crude oil) lantas menghasilkan produk nafta dan berlanjut menjadi HDPE. Karateristik material HDPE sendiri lebih ringan dari air dan memiliki ketahanan yang tinggi. Keunggulan lainnya ialah dapat didaur ulang dan dapat dibentuk sesuai cetakan pada suhu dan tekanan tertentu.
Menperin menambahkan, industri hilir domestik yang memanfaatkan HDPE turut meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri. Serapan produk juga mendapat keuntungan oleh geliat pembangunan infrastruktur dan aktivitas ekonomi oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah serta swasta.
Dermaga apung cocok untuk pulau-pulau kecil, sungai yang menjadi sarana transportasi, daerah yang sulit dijangkau alat berat dan danau untuk rekreasi. Sementara, produk Keramba Jaring Apung (KJA) Floaton sudah digunakan di Bengkulu, Nusa Lembongan Bali, Pulau Panjang Riau dan Anambas Kepri. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, berkembangnya industri yang memanfaatkan HDPE menunjukkan multiplier effect hilirisasi industri petrokimia menjadi semakin terlihat.
Info lengkap:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/15612/Menperin:-Produsen-Kapal-dan-Dermaga-Apung-Pacu-Hilirisasi-Industri-Petrokimia
🌠www.kemenperin.go.id
📫 humas@kemenperin.go.id
📥 @Kemenperin_RI
📮 Join Channel Telegram: telegram.me/kemenperin
📽 Youtube Channel: https://www.youtube.com/channel/UCO5bOHu52UDNG1q8im7YM8w