:
Oleh Irvina Falah, Rabu, 1 Juni 2016 | 21:46 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 400
Permasalahan mengenai pasokan listrik yang masih dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo. Oleh karenanya, usai menghadiri acara Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung, Jawa Barat, Presiden langsung bertolak ke Provinsi Bangka Belitung, Rabu 1 Juni 2016.
Di Bangka Belitung, Presiden menghadiri Groundbreaking Mobile Power Plant (MPP) 350 MW se-Regional Sumatera di Desa Air Anyir, Kecamatan Merwang, Kabupaten Bangka.
"Tahun lalu saat ke sini ketemu masyarakat, saya tanya keluhannya. 'Pak listriknya byar pet, nginep di hotel juga byar pet'," cerita Presiden.
Menindaklanjuti keluhan tersebut, saat itu juga Presiden langsung menginstruksikan Menteri BUMN dan Direktur Utama PT PLN untuk segera membangun pembangkit listrik di Bangka Belitung.
"Membangun pembangkit batu bara itu ternyata lama sekali, sekitar 4-5 tahun. Kalau mobile power plant ini bisa selesai dalam waktu 6 bulan menggunakan gas," terang Presiden.
Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini telah selesai dibangun pembangkit listrik 30 MW yang telah memasuki tahap uji coba. "Kemudian pada akhir September nanti tambah lagi 25 MW. Artinya tahun ini kurang lebih 50-60 MW sudah bisa menerangi Bangka Belitung. Ini bukan tambahan sedikit tapi ini tambahan banyak," ucap Presiden.
Dalam tiga tahun ke depan, pembangkit listrik dengan daya 100 MW akan selesai dibangun. Tapi dengan daya sebesar 50 MW saat ini telah mencukupi. "Karena industri, hotel di sini sudah berkembang, rakyat juga harus (dipenuhi), semuanya memerlukan listrik. Paling tidak semuanya diantisipasi dari sekarang. Jangan nanti saya datang masih byar pet, byar pet, byar pet. Ndak mau saya seperti itu, semua harus diantisipasi," ucap Presiden.
Adapun pembangkit se-Regional Sumatera yang akan dan sedang dibangun tersebut terdiri dari MPP Bangka 2x25 MW, MPP Belitung 1x25 MW, MPP Paya Pasir Medan 3x25 MW, MPP Nias 1x25 MW, MPP Aur Duri Riau 3x 25 MW, dan MPP Tarahan Lampung 4x25 MW.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah masih terus berusaha untuk mengejar target listrik 35.000 MW di seluruh Indonesia.
"35.000 MW di seluruh Indonesia harus dikejar. Kalau tidak akan kejadian lagi seperti di Bangka Belitung dan provinsi lain. Saya yakin semuanya akan terkejar, sudah direncanakan dengan baik," tandas Presiden.
Presiden mengatakan bahwa dirinya telah menerima laporan hingga akhir tahun lalu sudah ditandatangani PPA sebesar 17300 MW. "Kemudian groundbreaking ada kurang lebih 8000 mw. Ini progressnya jelas, ada," kata Presiden.
Terhadap pembangunan MPP dan pembangkit listrik lainnya di Indonesia, Presiden meyakinkan bahwa dirinya akan terus memantau langsung segala perkembangan di lapangan.
"Saya ingatkan, jangan hanya ramai-ramai ground breaking. Saya pastikan agar proses ini selesai, rakyat juga harus mengawasi. Saya tidak mau 2018 dan 2019 listriknya byarpet," tegasnya.
Menutup sambutannya, Presiden Joko Widodo secara resmi memulai pembangunan mobile power plant (MPP) 350 MW se-Regional Sumatera. "Dengan mengucap bismillah, pembangunan semua enam MPP dimulai," tutupnya.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi, dan Dirut PLN Sofyan Basir.
1 Juni 2016
Tim Komunikasi Presiden
Sukardi Rinakit