Manfaatkan Kepercayaan Negara Maju Untuk Tingkatkan Investasi

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 30 Mei 2016 | 15:21 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 541


Nagoya - Kini tatanan dunia sudah berubah dan hal ini ditandai dengan munculnya emerging economies atau negara berkembang yang memiliki kestabilan politik dan mampu menjaga pertumbuhan ekonominya dengan baik. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan keterangan pers kepada wartawan di Bandara Internasional Chubu Centrair, Jepang, Jumat 27 Mei 2016, pukul 17.30 Waktu Setempat (WS).

"Ini yang dilihat oleh negara-negara maju terhadap kita dan juga kawasan Asia yang dianggap sebagai motor ekonomi dunia sekarang ini," ucap Presiden Jokowi yang baru saja menghadiri KTT G-7 Outreach.

Oleh karenanya Presiden mengingatkan bahwa adanya pandangan negara maju kepada Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kestabilan politik dan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi digunakan untuk membangun sebuah kepercayaan. "Membangun sebuah trust agar investasi datang ke Indonesia sebanyak-banyaknya. Utamanya untuk bidang-bidang infrastruktur yang membutuhkan pendanaan yang sangat besar," ucap Presiden Jokowi.

Bahkan dijelaskan Presiden Jokowi, kehadiran dirinya di KTT G-7 Outreach bukan hanya sekedar memenuhi undangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, tapi yang lebih penting lagi adalah untuk membangun kepercayaan. "Kita dilihat dan dipuji negara-negara yang lain, terutama untuk pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Presiden.

Indonesia - Jepang Sepakat Membangun Patimban

Dalam pertemuan bilateral dengan PM Abe siang tadi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa PM Abe telah sepakat untuk bersama-sama bekerjasama dengan Indonesia membangun Pelabuhan Patimban.

Sebelumnya, dalam Rapat Terbatas mengenai Rencana Pembangunan Pelabuhan Patimban di Kantor Presiden, Senin 2 Mei 2016. Presiden mengatakan bahwa dibutuhkan pelabuhan yang besar di Pantai Utara untuk meningkatkan efisiensi transportasi dan logistik.

Semula di Cimalaya akan dibangun pelabuhan besar tersebut, namun karena pembangunan di wilayah tersebut berpotesi mengganggu infrastruktur migas dan lain sebagainya, maka Patimban ditetapkan sebagai lokasi baru pembangunan pelabuhan besar di pantai utara.

"Kita harapkan dengan adanya pelabuhan ini jalur distribusi dan lalu lintas dapat dipangkas, tidak perlu lagi menempuh jalur darat yang terlalu jauh untuk sampai ke Jakarta, ke Semarang, atau ke Surabaya," ucap Presiden saat itu.

Tentang pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya, Presiden menjelaskan bahwa hal itu disinggung oleh PM Shinzo Abe untuk pembangunan jalur kereta api lintas utara. "Tadi saya sampaikan kita akan kalkulasi terlebih dahulu, akan kita perdalam lagi kalkulasinya," ujar Presiden.

Indonesia Pentingkan Stabilitas Keamanan Kawasan

Menjawab pertanyaan tentang apakah dilakukan pembahasan tentang konflik Laut Cina Selatan dalam KTT G-7 Outreach, Presiden mengatakan bahwa konflik Laut Cina Selatan banyak disinggung dalam pertemuan itu. "Pertumbuhan ekonomi itu akan ada kalau stabilitas dan perdamaian, keamanan di sebuah kawasan itu ada sehingga hampir semua negara menyinggung mengenai itu," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia selalu mengikuti dan memperhtikan kawasan tersebut. "Keamanan, perdamaian dan juga stabilitas di kawasan kita, sangat kita perlukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucap Presiden Jokowi.

Turut mendampingi Presiden dalam memberikan keterangan pers, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Menteri PPN/ Kapala Bappenas Sofyan Djalil, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.

Kembali ke Tanah Air

Usai memberikan keterangan pers, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo langsung bertolak kembali ke tanah air dengan menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 dan diperkirakan tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta pada Jumat tengah malam, 27 Mei 2016.

Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan kembali ke tanah air, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Menteri PPN/ Kapala Bappenas Sofyan Djalil, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.