Inovasi dan Basis Produksi Jadi Pendorong Industri Elektronika

:


Oleh Irvina Falah, Rabu, 18 Mei 2016 | 15:37 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 426


Karawang - Industri elektronika nasional terus didorong agar terus berinovasi menyesuaikan kebutuhan konsumen. Pelaku industri juga didesak menjadikan Indonesia sebagai basis produksi berorientasi ekspor serta jadi bagian rantai produksi utama global.

Kementerian Perindustrian pun memacu pengembangan industri elektronika dalam negeri dengan memberikan berbagai kemudahan usaha baik fiskal maupun nonfiskal.

Merujuk Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, Pemerintah telah menetapkan industri elektronika dan telematika termasuk di dalam industri prioritas karena merupakan salah satu sektor dengan tingkat pertumbuhan cukup tinggi.

“Diharapkan, industri elektronika di dalam negeri terus berkembang dan menjadi bagian dari supply chain (rantai pasokan) produk elektronika dunia,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada acara peresmian pabrik baru televisi PT Sharp Electronics Indonesia di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2016).

Di Indonesia, saat ini, terdapat sekitar 250 perusahaan yang menghasilkan produk elektronika dan komponen baik untuk komponen ekspor maupun pasar dalam negeri.

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, Menperin menegaskan, Pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif termasuk mendukung berkembangnya industri elektronika nasional, seperti pengembangan kebijakan tarif dan perpajakan, serta pengamanan pasar domestik melalui pengembangan dan pelaksanaan standardisasi bagi produk-produk elektronika baik standar yang terkait dengan keselamatan dan unjuk kerja maupun standar penandaan.

Sharp Investasi Rp3.9 Triliun 

Presiden Direktur Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie mengatakan, Sharp mulai memproduksi televisi di Indonesia pada tahun 1971 dengan jenis tv tabung hitam putih. Perusahaan ini terus berkembang dengan menghasilkan peralatan listrik rumah tangga (home appliances) dan industri audio video, diantaranya televisi, lemari es, freezer dan mesin cuci.

Pabrik baru televisi LED Sharp ini berkapasitas produksi 60 ribu unit per bulan atau 720 ribu unit per tahun. Hingga saat ini, nilai investasinya mencapai Rp 3,9 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3.756 orang. Sedangkan pabrik baru ini menciptakan penambahan tenaga kerja sebanyak 1.856 orang.

"Kami juga akan terus berinovasi memenuhi selera konsumen. TV LED Sharp dilengkapi fitur audio atau sistem speaker karena konsumen di Indonesia menyukai TV sebagai hiburan yang komplet," ujarnya. Kandungan lokal produk Sharp Electronics Indonesia telah mencapai 40 persen dengan melibatkan sebanyak 15 perusahaan komponen lokal.

Turut hadir Direktur Industri Elektronika dan Telematika Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Zakiyudin, Kepala Dinas Disperindag Jawa Barat Hening Widiatmoko dan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Karawang Hanafi.

Dengan keberhasilan Sharp Electronics Indonesia mengembangkan industri dan terus menambah investasinya di Indonesia, Menperin menyampaikan, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pilihan yang menarik dan tepat untuk berinvestasi. Seiring dengan jumlah produksi yang sedemikian besar, Menperin juga meminta Sharp mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) di Indonesia.