:
Oleh Irvina Falah, Rabu, 18 Mei 2016 | 11:44 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 421
Seoul - Salah satu agenda Presiden Joko Widodo hari ini di Seoul, Selasa 17 Mei 2016, adalah kunjungannnya ke area "Digital Media City" (DMC), Seoul, Korea Selatan. DMC adalah sebuah kompleks media dan hiburan berteknologi tinggi yang terletak di daerah Sangam-dong, Seoul. Di lokasi yang memiliki luas lahan 559.925 meter persegi ini terdapat 350 kantor yang bergerak di bidang media entertaintment, IT, serta konten digital dengan jumlah pekerja mencapai 25 ribu orang.
Selain terhubung dengan New Millennium Town dan berada satu lokasi dengan Stadion Piala Dunia, DMC juga dilengkapi dengan fasilitas internet gratis dan sarana infrastruktur IT lainnya untuk mendorong terbentuknya kota digital yang inovatif.
Di DMC, Presiden Joko Widodo mengunjungi "Munhwa Broadcasting Corporation" (MBC) yang merupakan perusahaan media dan penyiaran publik terkemuka dan terbesar di Korea Selatan. MBC biasa menjadi salah satu tolok ukur pengelolaan media televisi di Korea Selatan. Di Indonesia sendiri, MBC bermitra dengan Indosiar, SCTV, RTV, dan Global TV.
Selain mengunjungi MBC, Presiden juga singgah di "CJ Creative Center for Convergence Culture" atau lebih dikenal dengan CJ Creative Center. CJ Creative Center didirikan atas kerja sama CJ Group dengan Ministry of Science, ICT and Future Planning. Ini merupakan sebuah inkubator yang mendorong kerja sama pemerintah dan swasta untuk mendukung pendirian serta mendorong UKM dan wirausahawan masuk ke perekonomian global.
Dalam kaitannya dengan pengembangan industri kreatif di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengatakan tujuan beliau mengunjungi DMC agar dapat merealisasikan kerja sama dengan pemerintah Korea di bidang budaya secepat-cepatnya. Beliau ingin melihat langsung sejauh mana potensi yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan.
"Semakin melihat, saya semakin tahu bahwa kita mempunyai potensi yang besar di bidang ini," ujar Presiden menjawab pertanyaan jurnalis usai kunjungan ke DMC.
Ditanyakan oleh para jurnalis mengenai kapan kiranya industri kreatif Indonesia dapat berpengaruh terhadap GDP, Presiden menegaskan bahwa langkah awal yang harus dilakukan ialah memulainya terlebih dahulu sebelum berbicara lebih jauh.
"Yang paling penting, dimulai dulu. Kita sudah lama tidak memberikan prioritas kepada kepada pengembangan industri kreatif kita,"
Lebih jauh, Presiden mencontohkan keunggulan yang dimiliki Indonesia yang kurang terpublikasi luas. Sebutnya, Indonesia memiliki sekitar 148 keraton dan sejarah kerajaan-kerajaan lainnya yang tradisi ataupun cerita-cerita kepahlawanannya dapat dikembangkan dalam bentuk konten lokal. Akhir dari perwujudan pengembangan tersebut diharapkan berupa pembangunan karakter manusia.
"Artinya kita menjadi cinta kepada tradisi kita, kita cinta kepada identitas kita sendiri. Karena hal-hal yang berkaitan dengan tradisi, kejujuran, dan integritas akan sangat bagus bila kita angkat," tambahnya.