:
Oleh Irvina Falah, Selasa, 17 Mei 2016 | 11:09 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 405
Seoul - Di hadapan para pengusaha Korea Selatan, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dirinya merupakan fans Negeri Ginseng. Presiden juga memberitahukan kepada hadirin bahwa bukan hanya dirinya yang mengaku fans Negeri Ginseng tersebut, namun juga anaknya, Kahiyang Ayu. Pengakuan tersebut disampaikannya pada saat Presiden memberikan pidato kunci dalam forum bisnis "Morning Tea with President Jokowi" di Berkeley Suite, Hotel Lotte, Senin 16 Mei 2016.
"Jadi, Anda semua memiliki dua orang fans di Jakarta, saya dan anak saya," ujarnya dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Inggris di hadapan para pengusaha Korea Selatan.
Bukan tanpa alasan Presiden Joko Widodo mengaku bahwa dirinya ialah seorang fans dari Negeri Ginseng. Beliau mengagumi semangat kerja dari orang-orang Korea Selatan. Dalam forum tersebut, Presiden menceritakan bahwa dirinya pernah menghabiskan waktu selama 22 tahun sebagai produsen dan eksportir furnitur.
"Saya mempekerjakan manager pabrik berkewarganegaraan Korea. Dalam tiga tahun, ia meningkatkan produktivitas pabrik saya dua kali lipat. Dua kali lipat!" ceritanya penuh semangat.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menunjukkan sebuah foto yang ditampilkan di layar lebar sembari menceritakan siapa yang ada di foto tersebut.
"Saya memiliki seorang anak perempuan, namanya Kahiyang Ayu. Saya menemaninya ketika menonton konser Shinee dua tahun lalu. Ini Ayu, saya, bersama Choi Min-ho (anggota Shinee)," terangnya sambil menunjukkan foto tersebut semasa beliau masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Setelah memberikan sambutan hangat kepada para pengusaha Korea, Presiden pun menjelaskan kepada para pengusaha Korea Selatan bahwa Indonesia menurutnya telah memiliki perekonomian yang stabil. Presiden kemudian menyampaikan bagaimana pemerintah Indonesia mengusahakan kestabilan ekonomi tersebut, yakni pembangunan infrastruktur.
"Pemerintahan kami meluncurkan program pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah negeri kami. Anda dapat tanyakan para jurnalis di Indonesia, tanyakan pada duta besar. Saya percaya mereka semua akan terkejut melihat pembangunan di Indonesia," ujarnya menjelaskan.
Namun demikian, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia masih akan terus melaksanakan pembangunan infrastruktur, setidaknya hingga tahun 2019 mendatang. Presiden menyebutkan satu per satu target pembangunan infrastruktur yang masih terus berjalan.
"Pembangkit listrik 35 Gigawatt, 163 pelabuhan baru, 621 mil jalan tol baru, 2024 mil rel kereta baru, sistem irigasi untuk 1 juta hektar lahan, dan 49 bendungan untuk mendukung sistem irigasi tersebut," sebut Presiden meyakinkan.
Lebih jauh, Presiden melanjutkan bahwa pembangunan tersebut hanya dapat terjadi bila Indonesia mereformasi ekonominya. Presiden memaparkan mengenai kebijakan ekonomi pemerintah yang menderegulasi hampir semua aturan-aturan penghambat investasi di Indonesia.
"Sejak saat itu kami telah mengeluarkan 12 paket kebijakan yang mencakup port clearance (ijin berlayar) yang lebih cepat, biaya listrik yang lebih rendah untuk industri, penerbitan daftar negatif investasi, dan banyak reformasi lainnya," tandasnya.
Presiden juga meyakinkan kepada para pengusaha Korea Selatan untuk dapat berinvestasi di Indonesia karena Presiden bertekad akan terus memperbaiki iklim investasi di Indonesia. "Saya akan terus mereformasi, saya akan terus menyederhanakan perizinan, saya akan membuat perekonomian Indonesia menjadi lebih terbuka," kata Presiden.
Turut mendampingi Presiden pada forum bisnis ini, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala BKPM Franky Sibarani, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Sutrisno Bachir dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea John A. Prasetio.