:
Oleh Irvina Falah, Senin, 16 Mei 2016 | 11:18 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 1K
Bakamla RI (16/05/2016), -- Kantor Pengelolaan Informasi Marabahaya Laut (KPIML) yang disinergikan dengan 14 Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) dan 2 Stasiun Bumi Bakamla yang berdiri di 3 (tiga) wilayah Zona Maritim (Barat, Tengah, dan Timur) bertugas untuk memantau pergerakan setiap kapal yang berada ataupun yang melewati perairan Indonesia. Hal ini tentunya untuk mengawasi apabila terdapat kapal yang mencurigakan yang terindikasi akan melakukan pelanggaran di laut.
Dalam upaya penguatan kerjasama antara Indonesia – Australia, Bakamla secara rutin dan insidensial menyelenggarakan operasi maritim dengan ABF (Australia Border Force), operasi maritim yang dilakukan diperbatasan kedua negara, yaitu di laut Timor.
Khusus patroli maritim yang digelar Bakamla – ABF, dilakukan untuk memerangi ancaman keamanan melalui laut berupa illegal fishing, illegal traficking (illegal migrant), penyelundupan barang, dan dalam rangka memperkuat kerjasama maritim antar kedua negara, ungkap Laksamana Pertama TNI Andi Achdar yang baru saja dilantik menjadi Deputi Operasi dan Latihan Bakamla oleh Kepala Badan Keamanan Laut Laksdya TNI Ari Soedewo, SE,. MH.
Operasi antara Bakamla – ABF atau Shearwater, melibatkan unsur Kamla Zona Maritim Timur Bakamla di Ambon yaitu KN Ular Laut 4805 yang tugasnya menjaga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI 3) dan unsur laut ABF Cape Wessel dan unsur udara ABF, yaitu Dash 8 Air Craft.
Patroli antara kedua negara di daerah perbatasan kedua negara, ungkap Andi Achdar, adalah paling tidak mengurangi niat pelaku tindak illegal di laut di wilayah perbatasan tersebut, ini dimaksudkan aparatur di wilayah perbatasan harus selalu hadir. (humas bakamla).
Waryoto
Kabag Humas dan Protokol