:
Oleh Irvina Falah, Senin, 16 Mei 2016 | 10:19 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 446
Seoul - Setelah menempuh perjalanan selama hampir 7 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, di bawah guyuran hujan lebat, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat di Seongnam Air Base Seoul, Republik Korea, Minggu 15 Mei 2016 pukul 17.05 Waktu Setempat (WS).
Presiden disambut oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea Jhon A. Prasetio. Turut menyambut kehadiran Presiden, Kepala Protokol Negara Republik Korea Mr. Choi, Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Kim Jong-deok.
Sejak pintu pesawat dibuka, terdengar dentuman meriam sebanyak 21 kali yang menandakan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Republik Korea adalah kunjungan kenegaraan.
Setelah berjabat tangan dengan para penyambut, Presiden bersama rombongan meninggalkan Seongnam Air Base dengan kendaraan menuju hotel tempat menginap selama berada di Korea. Di lobby hotel, Presiden disambut oleh Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, Cecep Herawan beserta staf dan atase teknis KBRI Seoul.
Pukul 18.30 WS Presiden menuju ruang pertemuan didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea Jhon A. Prasetio untuk bertemu Diaspora dan masyarakat Indonesia di Korea.
Esok harinya, Senin 16 Mei 2016, Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan bisnis dan menandatangani tujuh nota kesepahaman yaitu mengenai kemaritiman, industri kreatif, antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, kawasan ekonomi khusus, penelitian pengembangan energi dan mineral untuk energi bersih.
Pada malam harinya Presiden bertemu dengan Presiden Republik Korea, Park Geun-Hye, di Istana Kepresidenan dan melakukan jamuan makan malam kenegaraan untuk menghormati Presiden Republik Indonesia dan Ibu Hj. Iriana Joko Widodo.
Bagi Indonesia, kunjungan Presiden Jokowi ke Republik Korea memiliki arti penting, baik secara ekonomi maupun budaya. Secara ekonomi Republik Korea merupakan mitra strategis, yaitu sebagai mitra perdagangan keenam untuk ekspor Indonesia dan keempat untuk impor, serta termasuk investasi terbesar kelima di Indonesia pada 2015.
Dalam bidang budaya, hubungan Indonesia-Korea juga sangat strategis, dengan jumlah masyarakat Indonesia di Korea yang cukup besar dapat menjadi agen promosi bagi budaya Indonesia ke Korea baik dalam hal kesenian tradisional nusantara maupun dalam bidang kuliner. Sebaliknya, budaya Korea seperti film, fashion dan seni musik juga digemari oleh masyarakat Indonesia.