Membangun Sinergi Sistem Keamanan Nuklir Nasional

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 12 Mei 2016 | 20:50 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 201


Konferensi Informasi Pengawasan (KORINWAS) yang diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2016 dengan mengangkat isu mengenai peran sistem keamanan nuklir nasional dalam menghadapi ancaman kriminal dan terorisme yang ditengarai melibatkan zat radioaktif dan bahan nuklir.

KORINWAS akan dibuka oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak. Konferensi Informasi pengawasan. Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti direncanakan akan menjadi keynote speaker dengan tema "Kebijakan NKRI dalam Keamanan Nuklir Nasional".

Arahan Presiden mengenai perlunya pemasangan Radiation Portal Monitor (RPM) di seluruh pelabuhan internasional, bandar udara internasional dan pos lintas batas negara menjadi latar belakang isu yang diangkat KORINWAS tahun ini.

KORINWAS adalah acara tahunan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sejak tahun 2015, yang diselenggarakan untuk menjadi media komunikasi antar instansi/regulator yang berkepentingan atau terkait dengan keselamatan dan keamanan nuklir.

BAPETEN selama enam tahun terakhir turut serta berperan aktif dalam upaya peningkatan infrastruktur keamanan nuklir, di antaranya dengan: (1) proses ratifikasi the International Convention for the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism (ICSANT) menjadi UU 10/2014, (2) pengusul PP 54/21012 tentang Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir, (3) kerja sama dengan lembaga nasional dan internasional, di antaranya melalui Asian Pacific Safeguards Network, (4) pengembangan RPM di enam pelabuhan utama, (5) perizinan impor dan ekspor zat radioaktif secara daring dalam skema Indonesia National Single Window (INSW) bersama 18 kementerian/lembaga, serta (6) pembentukan Indonesia Centre of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness (I-CoNSEP) yang melibatkan 12+ kementerian/lembaga (Kementerian Luar Negeri, POLRI, BIN, BMKG, BNPT, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, BNPB, BATAN, TNI-AD, dan BAKAMLA).

Khusus tentang RPM, BAPETEN telah memasang tiga RPM di pelabuhan laut, yaitu di pelabuhan Belawan - Sumatera Utara, pelabuhan Bitung - Sulawesi Utara dan pelabuhan Soekarno-Hatta - Makassar. Saat ini BAPETEN juga sedang memasang RPM di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang rencananya akan diresmikan pada bulan Juli 2016.

Di luar RPM di atas, ada tiga pelabuhan yang telah dipasang RPM, yaitu pelabuhan Tanjung Priok – Jakarta dan pelabuhan Tanjung Perak – Surabaya, yang dipasang oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta pelabuhan Batu Ampar – Batam, yang dipasang oleh BP Batam.

KORINWAS kali ini juga mengundang beberapa nasasumber, antara lain: (1) Direktur Jenderal Multilateral-Kementerian Luar Negeri (Kebijakan dan Pengaturan Regulasi Keamanan Nuklir Nasional), (2) Direktur Jenderal Bea dan Cukai-Kementerian Keuangan (Dukungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap Keamanan Nuklir di Kawasan Pabean), (3) Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla)-Kementerian Perhubungan (Dukungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terhadap Keamanan Nuklir di Pelabuhan), dan narasumber terkait lainnya.

Pada acara ini juga diserahkan secara simbolis Izin X-ray, RPM, dan RDMS untuk Istana Negara serta penyerahan penghargaan BAPETEN Safety and Security Award (BSSA)  oleh Kepala BAPETEN Prof. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., Ph.D.

Mohammad Ridwan, Kepala Bagian Humas dan Protokol
HP. 081297438973, email: info[at]bapeten[dot]go[dot]id