:
Oleh Irvina Falah, Rabu, 11 Mei 2016 | 11:31 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 314
JAKARTA - Senin, 9 Mei 2016, sore hari, di Kantor Presiden, Jakarta, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) dengan topik bahasan Rencana Pembangunan Bandar Udara (Bandara) di Yogyakarta yang menurut rencana akan menjadi pengganti Bandara Adisutjipto yang saat ini sudah kelebihan kapasitas.
Presiden menyampaikan bahwa saat ini, Bandara Adisutjipto melayani 3,5 juta penumpang per tahun, padahal kapasitas sebenarnya hanya 1,5 juta penumpang. “Dan dengan peningkatan kapasitas di bandara baru ini akan memberikan dampak dan nilai tambah pada perekonomian daerah, khususnya DIY dan sekitarnya” ucap Presiden.
“Saya mendengar pembangunan Bandara Kulon Progo ini sudah direncanakan cukup lama. Sudah banyak yang menunggu-nunggu. Tapi di lapangan kita tahu belum dimulai pengerjaannya,” kata Presiden. Untuk itu, Presiden ingin mendengar sudah sejauh mana proses pembangunan bandara ini dan kendala-kendala yang dihadapi.
Lebih lanjut Presiden menekankan agar semua bergerak cepat untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Karena jika ditunda-tunda lagi, maka infrastruktur Indonesia akan tertinggal dengan negara-negara lain.
Pada kesempatan ini, Presiden berpesan agar pembangunan bandara tidak hanya untuk 5-10 tahun akan datang, tapi kalau bisa sampai 30-50 tahun akan datang. “Dan terintegrsi dengan moda lainnya, baik bus maupun kereta api. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan,” tegas Presiden di akhir arahan pembuka ratas sore hari ini.