Oleh Irvina Falah, Rabu, 30 Maret 2016 | 08:49 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 463
Membuka rapat terbatas siang ini, Selasa, 29 Maret 2016 mengenai perkembangan pembangunan Light Rapid Transit (LRT) dan moda transportasi masal lainnya, Presiden Joko Widodo berharap bahwa hari ini merupakan rapat terakhir dan semua permasalahan dapat diselesaikan. "Rapat LRT ini sudah rapat yang ke 5, jangan ada tambahan rapat lagi, sore ini rampung karena kita ingin mempercepat pembangunan LRT di Jabodebek, Palembang, dan Bandung Raya, biar kita selesaikan semua," kata Presiden.
Dalam ratas yang dilaksanakan di Kantor Presiden, Jakarta, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa di Jakarta sudah mulai dibangun Mass Rapid Train (MRT) dan LRT untuk Jakarta-Depok-Bekasi serta Palembang. Disamping itu, juga dibangun kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Semuanya nanti betul-betul terintegrasi antara MRT, LRT, dan buswaynya, ke bandara dengan Commuter Line kemudian juga dengan kereta cepat sambung lagi dengan LRT di Bandung Raya," ucap Presiden.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa di Jakarta dalam satu tahun kehilangan 28 triliun rupiah yang diakibatkan oleh kemacetan, sementara di Bandung Rp. 7 triliun. "Setiap tahun kehilangan Rp. 35 triliun, maka dari itu perlu dilakukan pembangunan karena kita tidak ingin lagi kehilangan uang percuma karena ada kemacetan," ucap Presiden.
Menurut Presiden percepatan pembangunan tahun ini momentumnya sangat tepat karena bersamaan dengan rencana Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Presiden meminta agar semua permasalahan pembangunan sarana dan prasarana LRT dapat diselesaikan, seperti masalah penetapan trase, speksifikasi teknis sarana kereta api LRT, masalah pembiayaannya, pilihan sumber daya penggeraknya, masalah perijinan penggunaan ruang serta masalah persinggungan fly over dan trase jalur LRT.
Prinsip utamanya, menurut Presiden adalah perhatikan aspek efisiensi, efektivitas dari investasi. Disamping juga aspek keamanan, aspek keterpaduan, aspek konektivitas dan pengembangan sistem transportasi masal di masa-masa yang akan datang. "Prinsipnya yang kita bangun adalah sebuah produktivitas, efisiensi waktu dan biaya," ucap Presiden saat menutup sambutan pengantarnya.
Jakarta, 29 Maret 2016
Tim Komunikasi Presiden
Ari Dwipayana
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id