Oleh Irvina Falah, Minggu, 6 Maret 2016 | 20:21 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 293
Sore ini, Minggu, 6 Maret 2016, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Pangeran Hassan bin Talal dari Yordania. Pertemuan ini dilaksanakan di Ruang Kakaktua Jakarta Convention Center.
Kepada Pangeran El Hassan bin Talal, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) merupakan wujud dukungan penuh dan solidaritas Infonesia dan OKI terhadap Palestina. "Saya harap KTT dapat mendorong persatuan antar negara anggota OKI. KTT ini juga dapat digunakan untuk menyerukan persatuan Palestina", ujar Presiden Joko Widodo.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo mendukung terobosan, inisiatif dalam konferensi internasional tentang perdamaian Palestina. Dan Indonesia akan memberikan dukungan penuh dalam rangka inisiatif itu. Presiden juga menekankan perlunya inisiatif dan terobosan yang lebih konkrit. Berbagai isu yang muncul di Palestina, seperti masalah perbatasan, pengungsi sampai dengan persoalan air harus segera diselesaikan karena di berbagai negara, banyak anak muda yang marah dengan situasi ini, termasuk di Indonesia.
Konsul Kehormatan di Ramallah dan Hubungan Bilateral
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi pertama-tama menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Pemerintah Yordania yang memfasilitasi delegasi Kementerian Luar Negeri RI dalam rangka Pembukaan Konsul Kehormatan RI di Ramallah.
Mengenai hubungan bilateral Indonesia-Yordania, Presiden menyampaikan bahwa kedua negara pernah bersepakat untuk menjalin kerjasama melawan ISIS, terorisme dan radikalisme.
Disamping itu, Presiden juga berharap adanya peningkatan kerjasama di bidang ekonomi dengan Yordania. Khusus di bidang investasi, Presiden mengatakan, "saya senang Yordania investor terbesar ke-16 di Indonesia dengan nilai Rp. 3,3 triliun (2015)".
Sementara itu, Pangeran Yordania menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah KTT LB ke-5 OKI ini. Pemerintah Yordania meyakini bahwa, "Indonesia dapat meningkatkan integritas dan kesatuan negara-negara Islam untuk membantu kemerdekaan dan perdamaian di Palestina".
Kedua negara juga bersepakat untuk mengembangkan pusat kajian di masing-masing negara.
Jakarta, 6 Maret 2016
Tim Komunikasi Presiden
Ari Dwipayana
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id