Presiden Jokowi : Membangun Kekuatan TNI Harus Direncanakan Dengan Matang

:


Oleh Irvina Falah, Selasa, 23 Februari 2016 | 18:14 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 386


Dalam lima tahun mendatang, Presiden Joko Widodo menyadari bahwa untuk membangun TNI yang profesional dan disegani, harus mampu memenuhi alutsista bagi trimatra secara terpadu. Hal ini disampaikan Presiden dalam arahan pembuka rapat terbatas dengan topik bahasan Pembangunan Kekuatan TNI di Kantor Presiden, 23 Februari 2016.
 
Dalam ratas tersebut, Presiden memberikan sedikit gambaran tentang anggaran TNI, dimana rata-rata rasio belanja militer tahun 2005-2014 sebesar 0,82 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, rata-rata rasio belanja militer  tahun 2000-2004 hanya sebesar 0,78 persen dari PDB. “Sekarang paling tidak 1,1 persen dari PDB kita,” ucap Presiden. 
 
Bila pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan di atas 6 persen, maka anggaran untuk TNI dapat mencapai angka 1,5 persen dari PDB. “Ini sebuah angka yang besar, hitung-hitungan saya tadi kurang lebih bisa mencapai Rp. 250 triliyun. Ini angka yang harus mulai diantisipasi dari sekarang, artinya harus ada sebuah perencanaan yang betul-betul matang, betul-betul detail, betul-betul terinci sehingga anggaran dan uang itu betul-betul dipergunakan dengan baik, tepat guna dan juga terdesain dari awal,” ucap Presiden.
 
Untuk itu, Presiden menekankan agar perencanaannya harus matang. “Detil dalam sebuah strategi pembangunan kekuatan kita seperti apa. Ini mungkin yang kita inginkan ke depan,” kata Presiden.
 
Dan yang kedua juga agar dilihat mengenai penggunaan produk-produk dalam negeri. "Ini sangat penting sekali misalnya kita lihat memang belanja-belanja yang ada. Saya kira porsi-porsi seperti belanja pegawai belanja barang dan belanja untuk alutsista sudah baik. Tetapi sekali lagi bahwa perencanaannya harus matang, detail dalam sebuah strategi pembangunan kekuatan kita seperti apa. Ini mungkin yang kita inginkan ke depan," ujar Presiden.
 
Lebih lanjut Presiden menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan alutsista ini sebenarnya bisa sejalan dengan upaya negara mewujudkan kemandirian pertahanan negara dengan pengembangan industri alat pertahanan dalam negeri. “Agar dilihat mengenai penggunaan produk-produk dalam negeri. Ini sangat penting sekali,” ucap Presiden. 
 
Jakarta, 23 Februari 2016
Tim Komunikasi Presiden
 
Ari Dwipayana