Gerhana Matahari Total 2016 Momentum Dongkrak Pariwisata Indonesia

:


Oleh Irvina Falah, Rabu, 27 Januari 2016 | 09:01 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 372


Jakarta, 25 Januari 2016---Gerhana matahari total (GMT) 2016 yang akan berlangsung serentak di hampir seluruh wilayah Indonesia pada Rabu, 9 Maret 2016, akan dijadikan sebagai momentum untuk mendongkrak sektor pariwisata. Fenomena alam yang langka tersebut dijadikan sebagai event menarik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)  ke Indonesia serta menggerakan perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) di dalam negeri yang tahun ini ditargetkan sebanyak 12 juta wisman dan 260 juta perjalanan wisnus.
 
Pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota (Pemprov/Pemkab/Pemkot) yang wilayahnya akan dilintasi GMT 2016  telah mempersiapkan diri dengan sejumlah event menarik  agar wilayahnya banyak dikunjungi wisatawan.  GMT  dengan durasi  sekitar 2-3 menit tersebut akan melintasi 12 provinsi di Indonesia yakni; Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara serta sejumlah kota besar seperti;  Palembang, Tanjung Pandang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu,  Ternate, dan Sofifi.
 
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, GMT 2016 akan menjadi momentum untuk meningkatkan kunjungan wisman karena peristiwa tersebut banyak diminati oleh kalangan astronom dan peneliti,  komunitas astronomi, fotografer, maupun wisman dan wisnus termasuk masyarakat setempat. “Sebagai perbandingan (benchmarking) ketika terjadi GMT 2012 di Queensland, Australia berhasil menarik sebanyak 60 ribu pengunjung termasuk 1.200 peneliti dari Jepang yang datang dengan mencater pesawat. Peristiwa tersebut mempunyai nilai promosi yang tinggi karena disaksikan sekitar 20 juta orang lewat NASA live broadcast ,” kata Menpar Arief Yahya dalam jumpa pers bersama para gubernur dan bupati dari berbagai  wilayah yang akan dilintasi GMT 2016 di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Senin (25/1).
 
Event GMT 2016 juga dipromosikan di berbagai media cetak dan elektronik internasional, online media, mailing list, astronomer online forum, Yahoo Group, sosial media  dalam rangka  eclipse awareness campaign . 
 
Bekerjasama dengan pelaku usaha pariwisata juga dipersiapkan paket tour, diantaranya eclipse regatta. “Untuk eclipse regatta sudah ada 4 cruise yang mendaftarkan diri melintasi Indonesia saat berlangsung GMT yakni; Orion Cruise (milik National Geographic), Caladonian Cruise, Coral Princess Cruise, dan Peter Deilmaaan Cruise, sedangkan PT Pelni merencanakan 3 kapal besar sebagai hotel terapung di Bangka, Belitung, Palu, dan Ternate,” kata  Arief Yahya.
 
GMT  2016 memiliki keistimewaan tersendiri bagi Indonesia  karena  di tahun tersebut jalur totalitas gerhana matahari akan melewati Indonesia, dan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat mengamati fenomena GMT dari daratan. Peristiwa GMT 2016 akan menjadi daya tarik pariwisata  atau  special interest   bagi para historical, education, astromical research, photography, dan  traveling  dan diharapkan akan menggerakan  mereka untuk mengunjungi  daerah  destinasi wisata yang akan dilalui gerhana matahari total tersebut.
 
Dari 12 provinsi yang akan dilintasi GMT 2016 masing-masing telah mempersiapkan event menarik. Seperti   Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mempersiapkan event seperti;   glowing night run, ritual komunitas supranatural, performance budaya, festival lomba foto internasional,  pertunjukan barongsai sepanjang 30 meter, pelepasan lampion,  dan tour edukasi untuk anak sekolah bekerjasama dengan LAPAN.
 
Pariwisata tahun ini mentargetkan kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dengan perolehan devisa sebesar Rp 172 triliun serta mendorong pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) berwisata di dalam negeri  sebanyak 260 juta perjalanan dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp 223,6 triliun. Sektor pariwisata diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 5% serta menciptakan lapangan kerja sebanyak  11,7 juta tenaga kerja. (Biro Hukum dan Komunikasi Publik)