:
Oleh Merida Yuamita, Kamis, 14 Januari 2016 | 10:29 WIB - - 471
--- Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan eksponen Forum Ekonomi Jabar
JAKARTA. Jawa Barat terus dipacu menjadi salah satu pusat industri hulu hingga hilir yang strategis. Pembangunan infrastruktur berupa jalan tol, jaringan rel kereta api, pelabuhan dan bandara di Jabar sisi timur dinilai mempercepat pertumbuhan industri dan menarik investasi.
Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis, tambahan infrastruktur itu akan memperlancar lalu lintas logistik, barang modal dan menjadi pintu ekspor bagi produk industri di Jawa Barat.
“Dari beberapa kali bertemu dengan para investor, mereka punya minat kuat untuk membangun pabrik dan ekspansi ke sana. Jika sebelumnya industri Jabar terkonsentrasi di sebelah barat, seperti Bekasi-Karawang atau dekat-dekat Jakarta, ke depan mereka pasti akan mengarah ke timur karena infrastruktur sangat mendukung seperti jalan tol, pelabuhan dan bandara Kalijati di Majalengka,” ujar Saleh.
Beberapa penambahan sarana prasarana itu diyakininya menjadi magnet bagi masuknya investasi asing dan dalam negeri untuk mengembangkan industri hulu maupun hilir.
Kemenperin mencatat Jabar memiliki 24 kawasan industri dari 74 kawasan serupa di Indonesia. Hasil survei Kemenperin tahun 2013 itu juga menunjukkan kawasan industri di Jabar paling banyak dibanding provinsi lainnya seperti Kepulauan Riau (11 kawasan industri), Banten (10), dan Jateng (8).
Dari sisi luas area, total kawasan industri Jabar mencapai 14,3 ribu hektare alias 39,4 persen dari seluruh kawasan industri di Indonesia seluas 36,3 ribu hektare.
Pengembangan industri di Jabar juga diharapkan meningkatkan lapangan kerja. Hingga 2014, terdapat beberapa industri besar sedang di provinsi ini antara lain industri makanan (1.037 perusahaan, 112 ribu karyawan), tekstil (851 perusahaan, 254 ribu karyawan), pakaian jadi (740 perusahaan, 231 ribu karyawan), kulit dan alas kaki (205 perusahaan, 52 ribu karyawan) dan karet – plastik (390 perusahaan, 104 ribu karyawan).
Kemenperin juga telah melakukan pengembangan industri Jabar melalui restrukturisasi mesin untuk tekstil, produk tekstil dan alas kaki, pengembangan IKM dan bantuan pembangunan Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan di ITB.
Selain itu, menyusun Master Plan Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Timur, termasuk di dalamnya wilayah CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Ciamis.
Ketua Umum Forum Ekonomi Jabar, Jajat Priatna Purwita mengatakan pihaknya memprediksi pacuan industri di Jawa Barat bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi di provinsi itu hingga menembus 7 persen. “Jabar timur juga akan menyeimbangkan populasi industri yang selama ini lebih banyak di Jabar sisi barat-utara,” ulasnya.
INTEGRASI
Senada, Dewan Pakar FEJ Ina Primiana Syinar mengungkapkan posisi Jabar sangat berpengaruh bagi ekonomi nasional. Selain sebanyak 60 persen industri Indonesia berada di Jabar, kontribusi terhadap PDB nasional pun mencapai 40 persen.
“Sejalan dengan optimisme Pak Menteri, kami melihat pengembangan industri di Jabar timur akan lebih terpacu oleh maraknya infrastruktur, termasuk pelabuhan. Untuk itu, kami berharap pengembangan industri di masing-masing kabupaten/kota lebih terpadu,” kata Ina yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran.
Dia merinci, keterpaduan akan membuat penumbuhan industri didukung oleh setiap kabupaten/kota di kawasan itu. Caranya, masing-masing daerah diharapkan memiliki konsentrasi pengembangan.
“Melalui studi yang kami lakukan, Kabupaten Cirebon dan Majalengka sebaiknya diarahkan menjadi pusat industri yang didukung oleh Kota Cirebon sebagai pusat logistik. Indramayu dan Kuningan berperan sebagai penyokong dari sisi agrobisnis,” ulasnya.
Selain sebagai pusat industri, peran ganda diemban oleh Majalengka yang juga menjadi penopang dari sektor jasa dan Kuningan yang turut menjadi andalan pengembangan pariwisata Jawa Barat bagian timur.
Pertemuan itu turut dihadiri oleh pengurus Forum Ekonomi Jabar antara lain Sultan Sepuh XIV Cirebon, PRA Arief Natadiningrat, Ade Sudrajat yang juga Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Januar P Ruswita (Wakil Ketua Kadin Jabar), Dedy Widjaja (Apindo Jabar), Sekjen FEJ Ipong Witono dan Cokorda Raka EP. Menperin didampingi oleh Sekjen Kemenperin Syarif Hifayat dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Haris Munandar N.