- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Senin, 25 November 2024 | 03:50 WIB
: Peselancar Rizky Eka Permana Putra (kanan) saat UPP menerima medali perunggu. Foto : dok.KONIjatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Sabtu, 14 September 2024 | 10:33 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 180
Surabaya,Infopublik - Kontingen Jatim untuk Csbang Olahraga (Cabor) Selancar Ombak harus puas dengan medali perunggu nomor aerial putra pada PON XXI 2024 Aceh-Sumut di Pantai Riting, Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Jumat sore (13/9/2024).
Peselancar Rizky Eka Permana Putra, yang melaju ke semifinal berbekal poin tertinggi 8.33, hanya bisa gigit jari. Karena tidak mendapatkan ombak yang diharapkan, sehingga anjlok ke urutan terakhir dengan poin 1.13 saat grand final.
Sedangkan tuan rumah Aceh, yang menampilkan Dhanny Widianto, beruntung sejak percobaan awal dengan poin 7.17. Ini hanya bisa terjadi saling kejar di posisi perak antara wakil DKI dan Jabar.
Sementara Rizky dengan toleransi waktu 30 menit, tak kunjung menemui ombak terbaik. Tampak dari jauh, upaya geser, juga tidak membuahkan hasil.
Dede Suryana Jabar 6.37 berhasil menyalip Varun Satria Tandjung 3.33 di menit terakhir. Dan lagi-lagi, wakil Rizky Eka hanya bisa melihat para kompetitornya menemukan ombak bagus.
Pepen Hendrik Pelatih Surfing Jatim mengatakan, bahwa persiapan sudah jauh hari TC di dalam negeri, seperti Pacitan, Bali, Lumajang, dan terakhir bikin basecamp di Pacitan. Karena punya karakter ombak sama dengan venue di Aceh. “Persiapan sebelum memulai pertandingan, anak-anak bangun pagi, stretching, lihat situasi (venue), lalu menjajal ombak terburuk pada latihan paginya. Agar di pertandingan lebih siap," terangnya.
“Sebelum Rizky hit (tampil,red), paginya kita sudah latihan. Tapi situasi angin dari laut, jadi surfing agak susah. Kalau surfing ombak bagus itu, anginnya dari pantai, harus berlawanan. Tapi kita coba yang paling susah,” imbuhnya.
Sementara itu, Manajer tim Khoirul Amin menjelaskan, bahwa dalam selancar ombak, juga berbau keberuntungan. Sebab ombak bagus juga bergantung alam. “Selain teknik, latihan, juga butuh sedikit keberuntungan,” tuturnya.
Aerial sendiri nomor yang menampilkan manuver terbang (lompat,red) di udara, berputar. “Itu trik yang peselancar lakukan untuk penilaian,” terang Khoirul.
Sambungnya, meski Rizky Eka di quarter final, menempati posisi tertinggi, empat terbaik grand final dari 6 peserta. Tetapi saat final, tidak dihampiri Dewi Fortuna. “Kami di babak final gagal mengulang, faktor ombak,” ujarnya.
Untuk peta potensi, masih Khoirul, ada Aceh selaku tuan rumah kuat di aerial dan longboard. Kalau Jatim di nomor aerial dan shortboard putri.
“Target KONI Jatim, yakni satu emas, satu perunggu. Paling nggak perunggu sudah kita dapat. Total atlet ada empat,” ungkapnya.
Sedangkan untuk sentra surfing di Jawa Timur, ada Malang, Pacitan, Jember dan Banyuwangi. “Kita berharap nanti di pesisir selatan, tidak menutup kemungkinan dari Surabaya bisa surfing di Malang atau Pacitan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, untuk nomor longboard, Jatim menurunkan Rian Pratama, hanya sampai round 3. Tetapi dari progres, ada peningkatan, memang tidak ada target.
“Besok shortboard putri, turun Salini Rengganis babak quartal final, juga Hanasuri Jabrik. Kalau shortboard putra, Rizky Eka nggak lolos, kemarin, mulai tgl 10 penyisihan,” pungkas Khoirul. (MC jatim/ida/eyv)