- Oleh MC PROV JAWA BARAT
- Selasa, 19 November 2024 | 20:13 WIB
: Tim kontingen sepak bola Jabar terlihat sedang menikmati jajanan bersama rekan-rekannya pada PON XXI 2024/Foto: PB PON XXI
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 10 September 2024 | 18:06 WIB - Redaktur: Untung S - 235
Jakarta, InfoPublik – Sebagian pemain sepak bola putri Jawa Barat (Jabar) terlihat menikmati suasana Festival Kuliner yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Pancing, atau Lapangan Astaka, sambil menunggu jadwal pertandingan semifinal cabang olahraga sepak bola putri di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024.
Tia, ketua regu kontingen Jabar, tampak bersama rekan-rekannya menikmati jajanan dari berbagai stan kuliner di sekitar festival. “Sejak tiba di Medan, selain rutin berlatih, ini pertama kali kami keluar untuk refreshing dan menikmati suasana sebagai penonton, bukan sebagai pemain,” kata Tia saat ditemui di lokasi festival.
Menurut siaran pers PON yang diterima pada Selasa (10/9/2024), pertandingan pertama kontingen Jabar melawan Sumatra Utara (Sumut) akan berlangsung pada hari Kamis, dengan jadwal libur pada Jumat. Pada hari Sabtu, mereka akan berhadapan dengan tim Bangka Belitung (Babel).
“Alhamdulillah, kami berhasil lolos ke semifinal. Sekarang kami akan bersiap untuk latihan lebih keras. Persiapan kami sudah berlangsung selama tujuh bulan, waktu yang cukup panjang dan intensif. Target kami jelas, membawa pulang emas ke kampung halaman,” ujar Tia, penuh harap.
Tia juga berbagi pengalaman tentang suasana Kota Medan yang menurutnya mirip dengan Bandung dalam hal keramaian, namun berbeda soal makanan. “Kami belum sempat menjelajahi banyak tempat, hanya di sekitar penginapan. Mungkin setelah semua pertandingan selesai dan kami dinyatakan menang, kami akan merencanakan jalan-jalan ke Parapat, ingin melihat langsung budaya Batak,” tambahnya.
Tia bercerita bahwa saat tiba di Medan, dia dan rekan-rekannya sedikit terkejut dengan logat khas warga setempat. Namun, mereka sudah mempersiapkan diri dengan mempelajari karakteristik orang Medan sebelumnya. “Banyak cerita yang mengatakan bahwa orang Medan terkenal dengan suaranya yang keras dan tegas. Jadi, saat pertama bertanding melawan tuan rumah Sumut, kami mencoba untuk tidak terlalu memedulikan sorakan dari suporter lawan,” ujarnya, sambil mengakui bahwa pengalaman itu sedikit menakutkan pada awalnya.
Meski demikian, Tia menegaskan bahwa fokus utama tim saat ini adalah latihan dan pemulihan sebelum menghadapi semifinal. “Kami perlu mengevaluasi setiap kekurangan sebelum laga penting nanti,” tutupnya.