Piala Dunia U-17 Edukasi Prinsip Fair Play ke Generasi Muda

Solo, InfoPublik - Piala Dunia U-17 di Indoensia yang berlangsung 10 November hingga 2 Desember 2023 di Indonesia, diyakini dapat mengedukasi para generasi penerus bangsa menjalankan prinsip fair play di dalam dan luar lapangan.

Saat menyaksikan pertandingan Piala Dunia U-17, nilai edukasi yang diajarkan kepada para generasi penerus bangsa adalah menjunjung tinggi prinsip fair play saat bertanding dalam suatu kompetisi olahraga. Sebab, para atlet sepak bola yang mengikuti kompetisi Piala Dunia U-17 sudah terbiasa menerapkan hal itu pada setiap pertandingan sepak bola yang digelar.  Dengan begitu akan menjadi medium pembelajaran yang tepat bagi para generasi penerus bangsa. 

“Prinsip fair play yang diajarkan adalah bagaimana generasi penerus bangsa menerapkan dalam mengikuti kompetisi,” kata Pendiri kelompok suporter sepak bola Pasoepati  Mayor Haristanto kepada InfoPublik.id di Museum Pasoepati, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu (25/11/2023). 

Selanjutnya, dari Piala Dunia U-17 juga mengajarkan, bahwa prinsip fair play di luar lapangan. Maksudnya, setelah menyaksikan pertandingan sepak bola, para generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan fasilitas umum. Dari tindakan itu, para generasi penerus bangsa dapat memahami esensi tentang implementasi  prinsip fair play dalam konteks di luar lapangan. 

“Setelah pertandingan, saya sengaja menyuruh anak-anak mengambil sampah di sekitar lapangan,” kata Mayor. 

Menurut Mayor, penerapan prinsip fair play memang perlu dilakukan oleh generasi penerus bangsa ke depan, khususnya di Solo, Jateng. Sebab, di wilayah itu dikenal memiliki sumber daya manusia (SDM) dalam bidang olahraga sepak bola yang mumpuni sejak lama. Banyak sekolah sepak bola (SSB) yang tersebar di berbagai sudut Kota Solo.   

Berkaca dari kehebatan klub sepak bola profesional Arseto FC pada 1978 yang pernah berjaya dalam skala nasional. Saat itu, klub sepak bola profesional tersebut sempat mendominasi peringkat teratas dalam liga Galatama. Dengan komposisi pemain sepak bola yang berasal dari berbagai wilayah sekitar Solo. 

“Pada 1998, Arseto FC mati digilas oleh perkembangan politik yang ada saat itu,” kata Mayor. 

Selang berapa lama kemudian, tepatnya pada 2000, terdapat klub profesional pindah ke Solo yang bernama Pelita. Selama beberapa tahun lalu, sempat menjadi klub sepak bola kebanggaan masyarakat Solo. Kiprahnya pun cukup moncer dengan cukup banyak menorehkan prestasi bergengsi. 

Terakhir, terdapat klub sepak bola bergengsi yang kini menjadi sorotan dalam liga utama di Indonesia bernama PERSIS Solo. 

Dari  serangkaian peristiwa itu, dapat disimpulkan bahwa, Kota Solo memang diperhitungkan sebagai salah satu wilayah yang menjadi sentra sepak bola Indonesia. 

“Banyaknya klub profesional yang pindah membuktikan Kota Solo memiliki SDM yang baik,” ujar Mayor. 

Diketahui, 25 November 2023 terdapat pertandingan 16 besar antara Prancis vs Uzbekistan pukul 15.30 WIB yang bertempat di Stadion Manahan, Solo. Kemudian, terdapat pertandingan 16 besar antara Mali vs Maroko pukul 19.00 di Stadion Manahan, Solo. 

Piala Dunia U-17 sendiri di Indonesia digelar di empat kota yakni Surabaya, Solo, Jakarta dan Bandung. Masing-masing kota menjadi lokasi pertandingan penyisihan group, perempat final hingga penentuan semifinal.

Surabaya menjadi lokasi pembukaan Piala Dunia U-17, sementara Solo akan menjadi kota dilaksanakannya final Piala Dunia U-17.