Kisah PEPARNAS XVII: Teguh Jiwangga tak Menyerah dalam Keterbatasan

: Atlet Para Taekwondo: Atlet Para Taekwondo Teguh Jiwangga (kanan) saat bertanding dalam klasifikasi k41-42 di Audotorium UNS Solo Selasa (8/10/2024). Foto: PEPARNAS


Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:40 WIB - Redaktur: Untung S - 95


Surakarta, InfoPublik - Teguh Jiwangga tak menyerah dalam keterbatasan sebagai penyandang disabilitas yang tak memiliki tangan.

Debutnya pada cabang olahraga (Cabor) para taekwondo di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024, diharapkan membuka gerbang tampil pada event internasional. 

Teguh Jiwangga yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur, sudah tidak memiliki kedua tangan sejak lahir.

Aktivitas keseharian yang ia lakukan hanya bertumpu pada kaki. Makan, menulis hingga main game semua ia lakukan menggunakan kaki.

Seperti dilansir laman PEPARNAS, pria yang akrab disapa Angga itu tidak pernah minder dengan kekurangannya.

Atlet berusia 24 tahun ini tetap percaya diri dan kehidupan sosialnya di masyarakat juga ia akui berjalan dengan normal.

"Kehidupan sosial berjalan, punya hubungan baik dengan teman dan saya gampang akrab sama orang. Tidak minder,” katanya saat diwawancarai pada Selasa (8/10/2024).

Angga dengan keterbatasan yang dimilikinya memilih olahraga sebagai jalur meraih prestasi. Tak main-main, taekwondo menjadi pilihan Angga sejak sekolah dasar (SD).

Kesempatan mencicipi ajang lebih besar akhirnya tiba saat Angga diminta untuk mewakili Jatim di ajang PEPARNAS XVII Solo 2024. Sayang, pada kesempatan perdananya ia kalah dari Ariyo Ariyona yang mewakili Jawa Tengah (Jateng) di babak 8 besar dengan skor telak 20-45.

"Seru banget dan menjadi pengalaman baru untuk saya, karena saya pertama kali mengikuti event PEPARNAS ini dengan klasifikasi musuh yang yang berbeda. Klasifikasi saya K41 tanpa kedua tangan, kalau untuk musuh saya itu K42 tangan satu," kata dia.

Pernyataan Angga itu diamini oleh koordinator pelatih para taekwondo Jawa Timur (Jatim), Tommy Effendi, yang mengungkapkan bahwa Angga dan Ariyo berbeda kelas jika mengacu pada aturan baku. 

Ia menjelaskan jika pada PEPARNAS kali ini kategori yang dipertandingkan hanya K41 dan K44 sehingga terdapat penyesuaian. Atlet dengan kategori K42 diturunkan ke K41, sedangkan atlet dengan kategori K43 dinaikkan ke K44. Hal ini membuat Angga menjadi satu-satunya atlet para taekwondo yang memenuhi klasifikasi K41.

"Memang yang dipertandingkan sebenarnya kelas 41 dan 44, jadi 42 diturunkan ke 41, 43 dinaikkan ke 44. K41 cuma ada angga seorang," beber Effendi.

Berdasarkan fenomena itu, ia berharap National Paralympic Committee (NPC) Indonesia memberi perhatian lebih kepada Angga agar bisa turun di ajang internasional seperti ASEAN Para Games.

"Proyeksi untuk K41 istilahnya tidak ada lawan, dan hanya Angga. Mudah-mudahan bisa dipantau oleh pusat," lanjut dia.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:38 WIB
Kisah Inspiratif Atlet Para Renang Papua, Sabet Emas pada PEPARNAS XVII
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:37 WIB
PEPARNAS XVII Wujudkan Kesetaraan, Penyandang Disabilitas Ikut Jadi Panitia
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:40 WIB
Debut Gemilang Sri, Berhasil Pecahkan Rekor PEPARNAS XVII
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 9 Oktober 2024 | 21:08 WIB
PEPARNAS XVII, Bukti Komitmen Pemerintah untuk Atlet Disabilitas
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 9 Oktober 2024 | 21:08 WIB
Pemerintah Dukung Atlet Disabilitas lewat Pembinaan dan Seleksi Komprehensif
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 9 Oktober 2024 | 21:06 WIB
Kota Solo Sukseskan PEPARNAS XVII melalui Budaya Ramah Difabilitas
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 9 Oktober 2024 | 20:56 WIB
PEPARNAS XVII Solo, Ajang Seleksi Atlet Potensial untuk Event Internasional