- Oleh MC KOTA TIDORE
- Kamis, 21 November 2024 | 17:52 WIB
:
Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 8 Februari 2024 | 05:21 WIB - Redaktur: Kusnadi - 232
Kota Gorontalo, InfoPublik - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman menyoroti peran penting keterwakilan perempuan dan partisipasi pemilih muda dalam bidang politik.
Dalam pandangannya, pemberdayaan perempuan menjadi fondasi utama untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati.
Hal ini disampaikan Kadis Yana Yanti Suleman saat menjadi narasumber pada kegiatan sosialisasi upaya penanganan gangguan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, serta pencegahan kejahatan dalam menghadapi Pemilu 2024 tingkat Provinsi Gorontalo yang digelar oleh Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi Gorontalo, pada Rabu (07/02/2024).
Menurut Yana, pemberdayaan perempuan tidak hanya mencakup pemberian akses yang setara, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk partisipasi aktif perempuan dalam bidang politik, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
“Kesetaraan gender berarti perempuan dan laki-laki menikmati status dan memiliki kondisi yang sama untuk menggunakan hak-haknya dan kemampuannya secara penuh dalam berkontribusi pada pembangunan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik sosial, dan budaya,” ungkap Yana.
Sebagai informasi, dalam lima tahun terakhir, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo menunjukkan peningkatan yakni mencapai 69,81 pada tahun 2022. Peningkatan signifikan juga terlihat pada Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang mencapai 88,12 pada tahun yang sama.
dr. Yana menyebut peningkatan IPG ini disebabkan oleh keterwakilan perempuan yang meningkat di lembaga legislatif.
“Dalam konteks ini, peningkatan keterwakilan perempuan dalam berbagai sektor, terutama di bidang politik menjadi aspek penting dalam upaya mencapai kesetaraan gender,” tutur Yana.
Peningkatan keterwakilan perempuan dalam bidang politik, menurut Yana, bukan hanya menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif dan pro perempuan, tetapi juga merupakan langkah konkrit untuk mengejar ketertinggalan perempuan di berbagai bidang pembangunan.
Melalui partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan, Yana meyakini bahwa akan tercipta masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
“Kita perlu memahami bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang jumlah, melainkan juga kualitas. Perempuan memiliki kemampuan dan kualitas yang setara dengan laki-laki,” ujarnya.
Selain itu Yana juga menyoroti pentingnya melibatkan pemilih muda dalam proses demokrasi.
Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), menunjukkan bahwa pemilih muda (Pemilih berusia di bawah 40 tahun), mencapai 56,45 persen pada Pemilu 2024.
Hal ini menjadikan pemilih muda sebagai pendorong utama dalam menentukan keterpilihan pemimpin politik Indonesia tahun 2024.
“Dengan jumlah pemilih muda yang begitu signifikan, kita dapat memastikan bahwa pemilih muda akan menentukan arah pemimpin politik Indonesia tahun 2024. Oleh karena itu, keterlibatan aktif mereka sangat krusial,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, dr. Yana juga berharap kepada seluruh pihak untuk memahami konsep dan isu-isu Gender Equality termasuk masalah sistemik dan dampaknya terhadap perempuan.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelaminnya, dapat berkontribusi penuh dalam pembangunan kita bersama,” pungkasnya. (mcgorontaloprov/war)