- Oleh MC KOTA DUMAI
- Selasa, 1 April 2025 | 16:05 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
:
Oleh MC KAB BULELENG, Minggu, 30 Maret 2025 | 15:36 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 108
Buleleng, InfoPublik – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 dan Idulfitri 1446 Hijriah yang jatuh dalam waktu berdekatan, Kementerian Agama Kabupaten Buleleng mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan memperkuat kerukunan umat beragama.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, I Gede Sumarawan, dalam dialog interaktif di RRI Singaraja, Kabupaten Buleleng pada Selasa (25/3/2025).
Menurutnya, dua hari raya besar keagamaan ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan semangat toleransi di tengah masyarakat.
“Kerukunan adalah kunci untuk menghadirkan kesejahteraan, kebahagiaan, dan kedamaian dalam kehidupan umat beragama. Ajaran agama akan lebih bermakna jika dijalankan bersama dalam semangat kerukunan,” ujar Sumarawan.
Ia menjelaskan bahwa Kementerian Agama telah menjalankan tugasnya dalam merawat kehidupan beragama, antara lain dengan mengoptimalkan peran penyuluh agama yang bersinergi bersama instansi terkait dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Buleleng.
“Kerukunan adalah fondasi yang sangat penting. Di Buleleng, tingkat toleransi umat beragama sudah sangat baik. Ini harus terus dirawat dan dijaga,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PHDI Kabupaten Buleleng, I Gede Made Metera, yang juga tergabung dalam FKUB, menyoroti pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga harmoni antarumat beragama menjelang dua perayaan tersebut.
“Hari Raya Nyepi adalah momentum untuk pengendalian diri melalui Catur Brata Penyepian. Ini memerlukan pemahaman dan sikap toleran agar dua hari besar keagamaan ini dapat berjalan berdampingan dan damai,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa dasar dari toleransi adalah melaksanakan ajaran agama masing-masing secara benar serta menghargai kepercayaan orang lain. Sikap saling menghormati inilah yang akan menciptakan suasana kehidupan beragama yang rukun dan harmonis.
“Toleransi bukan hanya sikap, tetapi tindakan nyata yang dimulai dari diri sendiri,” tutupnya.
(MC Kab.Buleleng/Wir)