- Oleh MC KOTA BANDA ACEH
- Minggu, 23 Maret 2025 | 12:30 WIB
:
Oleh MC KOTA BANDA ACEH, Kamis, 20 Maret 2025 | 21:28 WIB - Redaktur: Juli - 255
Jakarta, InfoPublik - Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, mengadakan audiensi dengan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf/Kabekraf) RI, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta Selasa (18/3/2025).
Dalam pertemuan ini, Illiza didampingi oleh sejumlah pejabat penting dari Pemerintah Kota Banda Aceh, termasuk Plt Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra M. Ridha, Kepala DP2KP M. Nurdin, dan Plt Kadisnaker Banda Aceh Fahmi.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Kreatif, Riefky Harsya juga didampingi oleh sejumlah pejabat dari Kemenekraf, antara lain Cecep Rukendi, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekraf dan Rian Syaf, Staf Khusus Menteri.
Menteri Ekraf menjelaskan bahwa audiensi ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan yang telah berlangsung sebelumnya dengan Illiza saat retreat kepala daerah di Magelang. "Tujuan pertemuan ini adalah untuk membahas bagaimana Kemenekraf dan Pemko Banda Aceh dapat berkolaborasi dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif," ujarnya.
Riefky menambahkan bahwa sektor ekonomi kreatif berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan kolaborasi dengan kepala daerah sangat diperlukan untuk memaksimalkan potensi yang ada.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa sektor ekonomi kreatif menjadi fokus utama pemerintah dalam meningkatkan lapangan pekerjaan berkualitas.
"Empat subsektor utama yang menjadi fokus besar saat ini adalah kuliner, fashion, dan kriya, sementara subsektor yang sedang berkembang pesat meliputi game, aplikasi, musik, dan video," jelas Riefky.
Wali Kota menyatakan optimisme terhadap potensi ekonomi kreatif di Banda Aceh. Meskipun wilayah Banda Aceh terbatas dan sumber daya alamnya terbatas, Illiza percaya bahwa sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar di kota tersebut. "Kami memiliki banyak pelaku ekonomi kreatif yang berbakat, dan potensi ini perlu dikembangkan lebih lanjut," ujarnya.
Sebagai langkah awal, Illiza menyatakan komitmennya untuk membentuk Dinas Ekonomi Kreatif di Banda Aceh. "Kami sedang melakukan kajian akademik untuk mewujudkannya. Untuk sementara, kami akan mengintegrasikannya dengan dinas terkait terlebih dahulu agar lebih efisien," tambah Illiza.
Dalam pertemuan ini, Illiza juga mempromosikan program unggulannya, Banda Aceh Academy (BAA). Program ini awalnya dirancang untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) internal, namun ke depan akan menjadi pusat kolaborasi untuk pengembangan tenaga kerja terampil dan inovasi produk ekonomi kreatif.
"BAA akan menjadi wadah bagi komunitas untuk mengembangkan keterampilan, menciptakan produk inovatif, dan mengangkat potensi budaya Aceh," terang Illiza.
Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Kota Banda Aceh telah mempersiapkan gedung yang akan direnovasi, yakni eks kantor Dekranasda di Blang Padang. "Kami akan menyiapkan ruang workshop dan fasilitas pendukung untuk program ekonomi kreatif di BAA," ungkapnya.
Illiza juga menyoroti potensi minyak nilam Aceh sebagai bahan baku parfum dunia. "Aceh menguasai 70 persen bahan baku parfum global, namun selama ini nama Aceh tidak dikenal. Melalui program BAA, kami ingin mempromosikan Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia," jelas Illiza.
Dalam upaya ini, ia berharap bisa mengangkat kualitas dan branding produk parfum khas Aceh yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi kreatif lokal.
Riefky Harsya juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif. "Kami berharap lebih banyak daerah yang membentuk dinas ekonomi kreatif, yang sudah ada di delapan provinsi dan 18 kabupaten/kota. Kota Banda Aceh bisa menjadi pelopor dalam hal ini," katanya.
Melalui kolaborasi antara Pemko Banda Aceh dan Kemenekraf, kedua pihak berharap dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah tersebut serta menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan berkualitas.
Menteri Ekraf mengungkapkan dukungannya terhadap rencana Pemko Banda Aceh untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif. "Kami mendukung penuh inisiatif Pemerintah Kota Banda Aceh dalam mengembangkan ekonomi kreatif, termasuk melalui program-program seperti BAA," ujarnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Pemerintah Kota Banda Aceh berharap dapat memanfaatkan potensi besar di sektor ekonomi kreatif untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh.