- Oleh MC KOTA SINGKAWANG
- Rabu, 23 April 2025 | 13:21 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Gubernur Gusnar Ismail bersama pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Gorontalo usai melaksanakan tarawih di Masjid Darul Arqam, Kota Gorontalo, Senin (3/3/2025). (Foto : Haris)
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 4 Maret 2025 | 17:04 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 181
Kota Gorontalo, InfoPublik – Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, meminta dukungan seluruh umat Islam untuk mewujudkan embarkasi haji penuh di Gorontalo.
Hal ini ia sampaikan dalam acara silaturahmi dan tarawih keliling di Masjid Darul Arqam, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada Senin (3/3/2025).
Gusnar mengungkapkan bahwa rencana embarkasi haji ini sudah digagas sejak 2010, namun hingga kini belum terealisasi. “Saya mohon dukungan dari seluruh umat Muslim di Gorontalo untuk mewujudkan embarkasi haji penuh yang sudah lama direncanakan. Ada saksi sejarah, Pak Sabara Karim Ngou, yang bersama kami menggagas ini sejak 2010,” ujar Gusnar.
Gusnar menjelaskan bahwa ada dua kementerian yang menjadi penentu embarkasi haji, yaitu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Menurutnya, Kemenhub bertanggung jawab atas kelayakan Bandara Djalaludin sebagai tempat keberangkatan haji. “Menurut saya, landasan pacu Bandara Djalaludin belum cocok untuk embarkasi haji. Namun, teman-teman di Kemenhub mengatakan panjang landasannya sudah cukup, hanya ketebalannya yang perlu ditambah sekitar 25 sentimeter. Ini yang masih membutuhkan anggaran,” jelasnya.
Sementara itu, Kemenag telah menyetujui rencana embarkasi haji di Gorontalo, tetapi masih ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu tersedianya poliklinik di asrama haji.
“Tanahnya sudah kami siapkan dan hibahkan, silakan dibangun poliklinik. Kalau ini sudah lengkap, maka jemaah haji dari Papua, Maluku, Sulawesi Utara, dan sebagian Sulawesi Tengah dapat berangkat ke Mekkah dari Gorontalo,” terang Gusnar.
Selain memperjuangkan embarkasi haji penuh, Gusnar juga akan melanjutkan pencetakan Al-Qur’an terjemahan dalam bahasa daerah Gorontalo. Program ini pertama kali digagas pada tahun 2009, namun sempat terhenti.
“Dua program besar ini akan segera kita eksekusi. Mohon doa dan dukungannya agar terwujud,” tutupnya.
(mcgorontaloprov/haris)