Minggu, 9 Maret 2025 11:43:46

Mengembalikan Kejayaan Permindo: Solusi Kemacetan dan Wisata Kuliner

:


Oleh MC KOTA PADANG, Minggu, 2 Februari 2025 | 08:57 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 259


Padang, InfoPublik – Jalan Permindo yang berada di dekat Pasar Raya Padang dulunya menjadi primadona bagi warga sebagai pusat perbelanjaan dan kuliner. Bahkan, kawasan ini pernah digadang-gadang sebagai "Malioboro" Kota Padang.

Pada masa kejayaannya, Permindo menjadi pusat kuliner setiap Sabtu malam, dikenal dengan “Padang Night Market”. Warga menikmati kuliner khas sambil merasakan keramaian kota.

Namun, pandemi COVID-19 menghentikan aktivitas ini. Kini, keramaian di Permindo bukan lagi dari wisata kuliner, melainkan dari maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang menyebabkan kemacetan di kawasan tersebut.

Pada tahun 2018, Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menerbitkan Peraturan Wali Kota Nomor 438, yang memfasilitasi PKL untuk berjualan. Dalam aturan tersebut:

  • PKL di Jalan Pasar Raya boleh berjualan mulai pukul 15.00 WIB.
  • PKL di Jalan Permindo boleh berjualan mulai pukul 17.00 WIB.

Namun, setelah selesainya pembangunan Fase VII Pasar Raya, seluruh pedagang di Jalan Pasar Raya dipindahkan ke dalam bangunan baru, membuat jalan kembali lapang dan bebas macet.

Sebagai langkah lebih lanjut, Pemkot Padang mencabut Perwako 438 dan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum, yang melarang PKL berjualan di badan jalan.

Sayangnya, kondisi berbeda terjadi di Jalan Permindo, di mana PKL masih memenuhi badan jalan hingga menyebabkan kemacetan dan kesemrawutan.

Sosiolog Universitas Andalas (Unand), Indraddin, menegaskan bahwa Perda tentang Ketertiban Umum harus dipatuhi oleh seluruh PKL.

"Trotoar dan badan jalan adalah otoritas pemerintah, jadi tidak ada alasan bagi pedagang untuk tidak bisa ditertibkan," kata Indraddin melalui keterangan yang diterima pada Sabtu (1/2/2025).

Menurutnya, keberadaan PKL di badan jalan membuat pembeli enggan datang karena harus menghadapi kemacetan dan kesemrawutan. Hal ini menyebabkan Permindo kehilangan daya tariknya sebagai kawasan perbelanjaan utama.

Jika PKL ditata dan dipindahkan ke tempat yang lebih layak, Permindo bisa kembali menjadi pusat wisata belanja dan kuliner yang menarik.

Sementara itu, Pakar Pariwisata Indonesia, Sari Lenggogeni, menilai Permindo memiliki potensi besar sebagai pusat kuliner.

"Permindo dulu pernah booming sebagai Pasar Malam yang ramai dikunjungi wisatawan. Jika ditata dengan baik, kawasan ini bisa menjadi Food Street, di mana wisatawan menikmati kuliner khas Padang tanpa menyebabkan kemacetan," jelasnya.

Menurutnya, jika Permindo dijadikan zona bebas kendaraan (Car Free Night) pada malam hari, wisatawan akan lebih nyaman menikmati wisata kuliner lokal.

"Selain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), konsep Food Street ini juga akan menumbuhkan UMKM lokal," tambahnya.

Agar Permindo kembali berjaya, perlu ada kesadaran dari semua pihak, baik dari pedagang, pemerintah, maupun masyarakat.

Jika PKL dipindahkan ke lokasi yang lebih tertata dan kawasan ini dikembangkan dengan baik, Permindo bisa kembali menjadi "Malioboro" Kota Padang, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kini, semua bergantung pada upaya bersama untuk mengembalikan kejayaan Permindo sebagai pusat belanja dan wisata kuliner unggulan di Kota Padang.

(MC Padang/Charlie)

   

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 9 Maret 2025 | 13:46 WIB
RS Padang Eye Center Hadir Bantu Kesehatan Mata Warga Padang
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 9 Maret 2025 | 15:46 WIB
Kantor Pos Padang Gelar Operasi Pasar Pangan Murah Jelang Idulfitri
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 9 Maret 2025 | 15:41 WIB
Pendidikan Agama dan Nilai Bhineka Tunggal Ika Harus Ditanamkan Sejak Dini