Penerimaan Negara Kanwil Bea Cukai Aceh 2024 Lampaui Target

:


Oleh MC PROV ACEH, Selasa, 7 Januari 2025 | 20:51 WIB - Redaktur: Juli - 135


Banda Aceh, InfoPublik – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Bea Cukai) Aceh berhasil melampaui target penerimaan negara Tahun Anggaran 2024 sebesar 102,78 persen, atau sebesar Rp380.916.925.000 dari target APBN 2024 sebesar Rp370.609.325.000.

Penerimaan negara diperoleh dari Bea Masuk sebesar Rp359.991.333.000 (102,12 persen), Cukai sebesar Rp11.616.838.000 (107,16 persen), dan Bea Keluar sebesar Rp9.308.754.000 (128,32 persen).

“Alhamdulillah sampai dengan Desember 2024, seluruh satuan kerja di lingkungan Kanwil Bea Cukai Aceh berhasil mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) C Sabang sebesar Rp25.000.000 dari target APBN sebesar Rp25.000.000 (100%), KPPBC TMP C Banda Aceh sebesar Rp22.275.889.000 dari taget APBN sebesar Rp16.031.263.000 (138,95%), KPPBC TMP C Meulaboh sebesar Rp754.737.000 dari target APBN sebesar Rp670.011.000 (112,65%), KPPBC TMP C Lhokseumawe sebesar Rp357.405.807.000 dari target APBN sebesar Rp353.609.938.000 (101,07%), dan KPPBC TMP C Langsa sebesar Rp455.492.000 dari target APBN sebesar Rp273.113.000 (166,78%),” papar Leni Rahmasari, Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil Bea Cukai Aceh, Selasa (7/1/2025).

Sementara penerimaan perpajakan dari kegiatan kepabeanan dan cukai berupa Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) di lingkungan Kanwil Bea Cukai Aceh pada tahun 2024 berhasil dikumpulkan sebesar Rp1.013.899.260.208.

Peningkatan penerimaan Bea Masuk dan Cukai terbesar diperoleh dari importasi gas alam produk Propana/Butana, impor oleh BULOG dan Pupuk Iskandar Muda serta Cukai Hasil Tembakau.

Penerimaan Bea Masuk Tahun 2024 tumbuh positif 250,78% dibandingkan dengan Tahun 2023 (YoY), sedangkan penerimaan Cukai Tahun 2024 juga tumbuh positif 551,90% dibandingkan dengan Tahun 2023 (YoY). Sementara penerimaan Bea Keluar masih belum tumbuh lebih baik meskipun target penerimaan dari Bea Keluar terlampaui.

Lebih lanjit disebutkan pada 2024, komoditas ekspor utama dari Aceh meliputi kopi, batu bara, palm kernel shell, pasta kakao, bahan mineral, minyak petroleum, ukiran/kerajinan hasil laut, tanaman hidup, dan buah. Namun, data menunjukkan penurunan penerimaan Bea Keluar, terutama dari komoditas CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya bila dibandingkan dengan penerimaan 2023.

Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini antara lain kondisi alam yang ekstrem, dan fasilitas pelabuhan yang kurang memadai. Pelabuhan Calang, misalnya, menghadapi tantangan cuaca dan fasilitas yang tidak memadai untuk kapal besar. Selain itu, biaya logistik yang tinggi dan kurangnya jaminan keselamatan di pelabuhan juga menjadi kendala utama.

“Ke depan Bea Cukai Aceh bersama dengan instansi terkait akan terus melakukan evaluasi agar penerimaan dari Bea Keluar tumbuh lebih baik,” jelas Leni.

Bea Cukai Aceh sebagai instansi vertikal Bea Cukai berkomitmen untuk terus mengamankan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai (revenue collector), diantaranya dengan memberikan stimulus fiskal berupa fasilitas kepabeanan dan cukai, meningkatkan pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai serta pemberdayaan UMKM di wilayah Aceh. (mc aceh/02r)