- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Selasa, 17 Desember 2024 | 04:14 WIB
: Kunjungan SD Simomulyo Baru V di Kampoeng Oase Songo Surabaya, Senin (16/12/2024). Foto : Istimewa
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 17 Desember 2024 | 04:32 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 64
Surabaya, InfoPublik - Meningkatkan kesadaran kepada anak-anak terhadap pelestarian lingkungan sejak dini, terus didorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) yang memiliki binaan kampung sayur.
Salah satu kampung sayur binaan DKPP Kota Surabaya ialah Kampung Sayur Oase Songo di Jalan Simomulyo Baru, RT 09 RW 03, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, yang kali ini Senin (16/12/2024), dikunjungi sejumlah 50 siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Simomulyo Baru V untuk eduwisata urban farming dan pelatihan ecobrick.
Pelatihan ini merupakan wujud kerja sama antara DKPP Kota Surabaya, melalui Kampung Sayur Oase Songo yang telah memiliki jalinan Memorandum of Understanding (MoU) dengan SD Simomulyo Baru V. Selain itu, juga hasil kolaborasi dengan Mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7 dalam pelaksanaan binaan kampung sayur di bawah naungan DKPP Kota Surabaya.
Dalam pelatihan, 50 siswa SD Simomulyo Baru V diajak belajar untuk melakukan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber), budidaya sayur melalui metode urban farming, dan pelestarian lingkungan dengan pengolahan sampah organik melalui budidaya magot.
Saat ditemui usai pelatihan, Ketua Kampung Sayur Oase Songo Surabaya, Yaning Mustika Ningrum menyampaikan, ke 50 siswa SD Simomulyo Baru V yang berkunjung merupakan para siswa kelas 4. Tujuan kunjungan yang pertama adalah untuk belajar Budikdamber karena memiliki banyak manfaat, yakni menghemat tempat, ember tempat budidaya bisa ditanami sayur, sehingga gurunya beserta anaknya tertarik agar turut melakukannya, aktivitas ini merupakan bagian dari upaya ketahanan pangan.
"Kenapa ke sini? Karena memang saya sebagai Ketua Kampung Sayur Oase Songo ada jalinan MoU dengan SD tersebut selama empat tahun. Jalinan MoU ini berupa upaya pelestarian lingkungan dengan urban farming untuk mewujudkan ketahanan pangan di kota besar," jelas Yaning.
Lebih lanjut, ia menerangkan, kegiatan para siswa SD Simomulyo Baru V ini adalah untuk mengenalkan kepada mereka sejak dini upaya ketahanan pangan dengan pelestarian lingkungan melalui urban farming.
"Sejak dini mereka mengerti jadi tidak hanya, oh aku bisa beli lele kok, aku bisa beli kangkung kok, tapi tidak bisa untuk berusaha sendiri. Namun kalau menanam, memelihara sendiri kan nantinya, oh bisa ternyata dengan lahan sempit, bisa budidaya lele, bisa budidaya sayur. Dari itu tadi kan diatasnya ada sayur, bawahnya lele, maka meski lahannya sempit, mereka kita ajarkan dari sejak dini untuk mengerti bahwa urban farming itu tidak perlu lahan yang besar, tidak menunggu tempat yang besar, tidak menunggu kolam yang besar. Dari ember pun bisa untuk menanam sayur dan melihara ikan," terangnya.
Mengingat Surabaya merupakan kota besar, melalui kegiatan ini, Yaning melakukan pendekatan kepada para siswa yang notabene anak-anak supaya mulai mencintai dan menjaga lingkungan dengan baik.
"Apalagi biasanya anak-anak gampang kalau diajari, sehingga mereka saya suruh untuk mengurangi sampah baik itu sampah organik maupun anorganik. Dan saya ajarkan cara pengelolaan yang sederhana, misalnya sisa makanan, bisa diberikan ke magot untuk dibudidayakan. Kemudian kalau sisa ibunya masak sayur, kulit buah bisa dimasukkan dalam tong, itu sudah kita simpan tiga bulan sudah bisa jadi pupuk, kalau kalian nyapu daun-daun kering, masukkan dalam karung, siram dengan air cucian beras, itu pun bisa menjadi pupuk. Sehingga sejak dini mereka sudah mengenal, supaya mereka juga mempunyai gaya hidup yang zero waste dari awal," papar Yaning.
Terkait pengolahan sampah, Yaning mengungkapkan, dalam sehari Kota Surabaya itu bisa membuang sejumlah 1.600 ton sampah yang harus dikelola. Sehingga edukasi kepada anak-anak sejak dini untuk mengelola sampah itu sangat penting.
"Respon anak-anak setelah diberi kesadaran untuk mengelola sampah sangat senang. Kebetulan kali ini pertumbuhan magotnya agak jeda terlambat untuk regenerasi. Jadi tadi magotnya berjumlah sedikit,"imbuhnya.
Melalui kegiatan ini, ia menuturkan paling tidak para siswa bisa teredukasi tentang ketahanan pangan yang bisa dilakukan secara sederhana. Apabila ada anak yang jijik dengan sampah supaya bis belajar berani kotor itu baik untuk pelestarian lingkungan.
"Paling tidak saya bisa mengedukasi mereka tentang ketahanan pangan itu bisa dilakukan dengan sederhana. Oh mengelola lingkungan itu ternyata gampang. Ya kalau mereka jijik untuk sampah itu kan bisa sampah yang daun kering tadi,"jelasnya.
"Kemudian nanti akan saya ajarkan mini komposter, sehingga mereka kan enggak jijik karena enggak bau. Dan dari situ saya juga mengajarkan loh tentang hidup hemat, tidak membuang-buang makanan, dan memilah barang yang tidak berguna,"lanjutnya.
Dirinya menambahkan sebagai pegiat lingkungan, pihaknya berpesan kota besar seperti Surabaya harus terus didorong untuk pelestarian lingkungan melalui upaya ketahanan pangan dengan urban farming.
"Karena lahan terbatas, sempit, nyampahnya luar biasa. Jadi kalau sudah dikelola dari sumbernya, kan kesanannya sudah jauh berkurang,"uarainya.
Sementara itu, salah satu anggota tim Marketing and Promotion MSIB Batch 7, Jihan Fitri Husniyah mengatakan, peran mahasiswa di bawah naungan DKPP Kota Surabaya ini membantu pemasaran dan dokumentasi segala kegiatan Kampung Sayur Oase Songo Surabaya.
"Kita ngebantu ngerancangin paket wisata, di setiap kampung, termasuk kampung Oase Songo ini, supaya comfortable buat Pelajar, gitu. Nah, sebelumnya Itu tuh, nanti kami Kirim ke email-email, dan kebetulan Sekolah ini tuh, nge-reach out Email kami, jadi kita ngebantu Sebagai tim marketing dan promotion," ujar Jihan.
Pihaknya berharap semoga ke depan mendapatkan kunjungan lebih banyak lagi, di kampung Oase Songo supaya banyak yang tertarik untuk mengambil paket wisata.
"Karena lumayan juga itu untuk meningkatkan ekonomi kampung Oase Songo, dalam memperkenalkan urban farming dan budidaya-budidaya,"jelasnya. (MC Jatim/ida-vin/eyv)