- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 4 Desember 2024 | 21:38 WIB
: BRIN Lakukan Kunjungan ke Bojonegoro - Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 4 Desember 2024 | 11:15 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 62
Surabaya, InfoPublik – Di Gedung Putih Bojonegoro, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur beserta jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), menerima kunjungan kerja Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam rangka penguatan eksosistem riset dan inovasi daerah serta mendukung hilirisasi produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
Dikutip dari laman resmi Pemkab Bojonegoro Selasa (3/12/2024), Kusnandaka Tjatur menjelaskan di Kabupaten Bojonegoro terdapat 91. 350 UMKM yang eksistensinya timbul tenggelam.Ini menjadi tugas bersama mendorong UMKM sebagai suatu usaha sustainable.Selain itu, katanya, dibutuhkan oleh seluruh masyarakat sehingga bisa menjadi pengungkit ekonomi.
"Di UMKM kita, sudah ada beberapa pengusaha yang sudah eksportir. Dengan APBD sebesar Rp8,2 triliun dan ini nomer 2 tertinggi di Jawa Timur, bagaimana keberlanjutan pascamigas, pengembangan SDM, dan UMKM. Dari BRIN, bisa membantu memetakan pengungkit yang ada di Bojonegoro. Masukan dari BRIN nantinya dapat mempertajam," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN Yopi menyampaikan salah satu tugas BRIN, utamanya dari Bidang Riset dan Inovasi Daerah ialah mendampingi seluruh pemda untuk tata kelola yang lebih mantap.
"Indeks fiskal Kabupaten Bojonegoro dari data kami, sangat tinggi dan ini menarik. Kami mendampingi pemda sesuai kualifikasi dan kompetensi daerah. Bagaimana memperkuat kondisi yang ada lebih kuat lagi. Bagi kami, keyword Bojonegoro sudah menarik. Ada UMKM, migas dan jasa," jelasnya.
Yopi menekankan berbagai riset inovasi daerah, serta melihat masalah dan potensi perlu melalui data. Pihaknya siap mendampingi karena waktunya sangat tepat. Dengan adanya rencana pembangunan daerah, BRIN berusaha mendukung perencanaan yang sudah ada.
Tantangan ke depan, lanjut dia, perlu menyelesaikan peta jalan riset. Diantaranya terkait target UMKM ke depan, indeks UMKM dalam indeks makro yang belum ada, serta tantangan dalam rencana induk. Nantinya perlu ada pemetaan problem UMKM. Semisal minimnya inovasi dan perlindungan invensi, atau juga kaitan dengan subsidi keuangan bagi UMKM.
"Mari,koordinasi langsung, jangan segan dengan BRIN. Hilirasi yang cepat dan memiliki impact yang kuat ke masyarakat. Riset inovasi harus dikaitkan ke ekonomi. Kami siap berkolaborasi," ujarnya. (MC Jatim/ida-yan/eyv)