- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Senin, 25 November 2024 | 20:05 WIB
: Intip Ruang Percetakan Majalah 'Panjebar Semangat', Saksi Sejarah Indonesia di Surabaya -Foto:Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 25 November 2024 | 17:33 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 71
Surabaya, InfoPublik - Kota Surabaya merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang banyak menyimpan saksi sejarah di dalamnya. Bukti saksi sejarah tersebut ialah, bangunan yang berdiri di sebelah makam Pahlawan Dr. Soetomo dan berfungsi sebagai ruang percetakan majalah mingguan 'Panjebar Semangat', sebuah majalah berbahasa jawa yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan menjadi media massa tertua kedua di Indonesia.
Majalah Panjebar Semangat, telah mulai terbit sejak 2 September 1933. Ruang percetakan majalah Panjebar Semangat itu berada di lokasi jalan Bubutan Kota Surabaya, dalam area SMK Bubutan dan terletak di sebelah makam pahlawan Dr. Soetomo. Di dalam ruang percetakan itu, terdapat mesin cetak yang sudah berusia 71 tahun.
Seorang operator mesin cetak majalah 'Panjebar Semangat' bernama Simon menyampaikan, ruang percetakan ini menjadi saksi alur perjalanan majalah Panjebar Semangat, yang juta berarti 'Penyebar Semangat', dan kini majalah itu, telah mencapai usia 91 tahun di tahun 2024.
“Majalah penyebar semangat ini didirikan oleh Dr. Soetomo. Ini merupakan media massa tertua kedua di Indonesia setelah Suara Muhammadiyah yang masih eksis hingga kini. Kami masih bertahan, masih setia membawa semangat bagi para pembacanya di seluruh Nusantara,” ujar Simon, saat dikonfirmasi Senin (25/11/2024).
Lebih lanjut, Simon yang merupakan pria asli Malang dan merantau ke Surabaya sejak 50 tahun yang lalu ini, kemudian memaparkan mesin cetak tua buatan Amerika bermerek Goss Community. Mesin cetak web itu, terlihat kokoh dan besar dengan gulungan kertas yang terus berputar, menyajikan lembar demi lembar majalah yang siap didistribukan setiap pekan. “Ini mesin cetak web, artinya mesin ini menggunakan kertas gulungan, bukan lembar per lembar atau sheet. Kecepatan produksinya bisa mencapai 14.000 lembar per jam,” papar Simon.
Ia menerangkan, di ruangan lain yang masih berada di sebelah makam pahlawan Dr. Soetomo, juga terdapat mesin cetak lembaran atau sheet, bermerek KOMORI dari Jepang yang tidak hanya digunakan untuk mencetak cover majalah Panjebar Semangat. Diungkapkan Simon, mesin cetak dari Jepang itu juga digunakan untuk produksi tambahan lain seperti kalender dan brosur.“Untuk majalah sendiri, kami setiap minggu bisa cetak hingga tujuh ribu eksemplar," terang Simon.
Simon menjabarkan, setelah melalui proses pencetakan, majalah kemudian masuk ke tahap akhir, yakni pemotongan dan penjilidan. Di bagian belakang percetakan, sekelompok ibu-ibu bekerja dengan ulet, menyusun dan mempersiapkan majalah yang akan dirangkai menjadi satu jilid untuk siap dibaca masyarakat luas.
“Di sini, kami bekerja sebagai satu tim. Ada sekitar 25 orang yang mengelola dari mulai menulis, editing, hingga percetakan dan proses finishing. Jadi, ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami semua yang masih berusaha menjaga Panjebar Semangat tetap hidup,” jabarnya.
Pelanggan setia majalah Panjebar Semangat, disebutkan Simon, tidak hanya datang dari kalangan biasa dan kuno, tapi juga ada banyak orang-orang intelektual yang cinta dengan bahasa Jawa.
"Jadi mereka yang setia dengan majalah ini adalah mereka yang cinta dengan bahasa Jawa, banyak tokoh intelektual yang menjadi pelanggan setia, adapun Bapak Bupati Magetan, dia juga penulis dan menjadi salah satu pelanggan," tutur Simon yang juga menekankan, bahwa majalah ini tetap menjadi bacaan favorit di kalangan pembaca setia hingga saat ini.
Untuk saat ini, majalah Panjebar Semangat telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di lingkup pulau Jawa, tapi juga menggapai pembaca di Lampung, Bali, bahkan hingga Negara Suriname yang dikenal memiliki banyak penduduk keturunan orang Jawa.
Diketahui, majalah 'Panjebar Semangat' ini setiap Kamis mulai dicetak dan didistribusikan pada sore hari atau keesokan harinya, dan sampai ditangan para pembaca pada hari Sabtu. Apabila masyarakat ingin membeli majalah ini, harganya bisa dibilang cukup terjangkau yaitu Rp18.000 untuk wilayah Pulau Jawa dan Rp19.000 untuk luar Jawa.
Dari kisah inilah, telah membuktikan bahwa Majalah Panjebar Semangat tidak hanya menjadi sekadar bacaan saja, tetapi juga bisa menjadi sebuah warisan budaya yang menjadi simbol keteguhan bangsa dalam mempertahankan identitasnya selama puluhan tahun. (MC Prov Jatim /hjr-vin/eyv)