Dalam kata sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, menyampaikan bahwa Provinsi Gorontalo saat ini telah memiliki 24 mesin TCM yang tersebar di 20 fasyankes.

Rincian alat TCM yang tersedia meliputi 22 Mesin TCM GeneXpert MTB/RIF untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis (MTB) dan resistensi terhadap Rifampisin (RIF), satu mesin TCM GeneXpert MTB/XDR untuk mendeteksi resistensi terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) golongan Fluorokuinolon, satu mesin TCM BD MAX RIF INH untuk mendeteksi MTB serta resistensi terhadap Rifampisin (RIF) dan Isoniazid (INH).

“Dengan ketersediaan alat yang memadai, diharapkan cakupan indikator penemuan dan pengobatan pasien TBC di Gorontalo dapat meningkat,” kata Anang usai kegiatan, Senin (25/11/2024).

Tahun ini, jumlah pasien TBC yang ditemukan di Gorontalo tercatat sebanyak 4.681 orang, dengan capaian indikator penemuan dan pengobatan sebesar 67 persen hingga 11 November 2024. Namun, angka ini masih jauh dari target nasional notifikasi kasus TBC sebesar 90 persen.

Selain itu, pada tahun 2024, jumlah terduga TBC yang diperiksa menggunakan TCM mencapai 72 persen, menunjukkan kemajuan dalam pemanfaatan teknologi deteksi dini.

“Melalui pertemuan ini, para peserta akan menyusun strategi untuk meningkatkan penemuan kasus baru, memperkuat koordinasi antarlembaga, dan memastikan pengobatan TBC berjalan sesuai standar” ujar Anang.

Komitmen ini, kata Anang, diharapkan dapat membawa Provinsi Gorontalo lebih dekat ke target nasional, sehingga kontribusi terhadap eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030 dapat terwujud.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung upaya pengendalian TBC melalui deteksi dini, pengobatan yang tuntas, dan peningkatan kesadaran masyarakat. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)