- Oleh MC KOTA PADANG
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 10:49 WIB
:
Oleh MC KOTA BATAM, Kamis, 21 November 2024 | 23:02 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 109
Batam, InfoPublik – Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, secara resmi membuka kegiatan Pembinaan dan Verifikasi Dokumen Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) di Kantor Wali Kota, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Kamis (21/11/2024).
Dalam sambutannya, Jefridin menekankan bahwa penilaian kota sehat bukan sekadar mengejar penghargaan. Tetapi bertujuan menciptakan lingkungan yang benar-benar sehat dan berkualitas bagi masyarakat Batam.
“Penghargaan itu hanya simbolis. Yang terpenting adalah bagaimana kita memastikan kota ini benar-benar sehat dan nyaman untuk ditinggali. Kalau bukan kita, para ASN dan pejabat, yang menggerakkan, siapa lagi?” ujarnya.
Jefridin mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) tentang pentingnya menjalankan peran sesuai amanat Undang-Undang ASN, yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat, dan pemersatu bangsa.
“Sebagai ASN, kita harus melaksanakan sembilan tatanan indikator Kota Sehat sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan keberhasilan program ini,” tambahnya.
Jefridin juga mengapresiasi keberhasilan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Kampung Germas) yang telah diterapkan di 42 kelurahan di Batam. Ia berharap jumlah Kampung Germas dapat bertambah hingga mencakup 64 kelurahan pada tahun 2025.
“Program ini mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, hidup sehat, serta mengurangi perilaku yang merugikan kesehatan, seperti merokok. Kampung Germas adalah langkah konkret mewujudkan masyarakat yang lebih sehat,” katanya.
Dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, Jefridin mengajak masyarakat untuk mengelola sampah secara bijak. Ia menyebutkan bahwa setiap individu di Batam menghasilkan sekitar 0,7–0,9 kilogram sampah per hari, yang jumlahnya sangat besar jika tidak dikelola dengan baik.
“Kita perlu mengambil kebijakan untuk mengurangi minimal 30 persen sampah sebelum sampai ke TPS. Salah satunya adalah dengan memilah sampah organik untuk dijadikan kompos,” jelas Jefridin.
Ia menambahkan bahwa pengolahan sampah organik skala rumah tangga dapat menghasilkan pupuk untuk menanam kebutuhan pokok, seperti cabai dan sayuran. Selain mengurangi jumlah sampah, langkah ini juga dapat membantu pengendalian inflasi di Batam.
“Dengan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat, saya yakin Kota Batam akan semakin maju dan menjadi tempat yang lebih baik untuk kita semua,” tutupnya.