- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Senin, 18 November 2024 | 17:50 WIB
: Foto mobil hidrogen dan Green Hydrogen Plant pertama di Indonesia yang berlokasi di PLTGU Muara Karang. Melalui inovasi tiada henti, PLN Nusantara Power berhasil menemukan cara tercepat menghasilkan hidrogen hijau pertama di Indonesia.
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 18 November 2024 | 17:51 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 113
Surabaya, InfoPublik - PLN Nusantara Power (PLN NP) selaku subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara kontinyu menunjukkan komitmennya mendorong transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Kali ini, PLN NP akan berpartisipasi dalam ajang Electricity Connect 2024 yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 20-22 November 2024.
Pada ajang kali ini, PLN NP akan menampilkan inovasi perusahaan dalam green business solutions, green power plants development, serta green hydrogen ecosystem. Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, dalam keterangan tertulis, Senin (18/11/2024) menyampaikan, bahwa sejatinya PLN NP adalah pencetus acara ini di Surabaya sejak 2016 dan baru di tahun 2023 berganti nama menjadi NP Connect serta diselenggarakan di Jakarta.
"Selama delapan tahun, NP Connect telah menjadi wadah penting berbagai pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan berkolaborasi. Rebranding NP Connect menjadi Electricity Connect 2024 bukan sekadar perubahan nama, tetapi juga simbol ekskalasi dan pengakuan atas keberhasilan yang telah dicapai selama delapan tahun terakhir. Kami bangga bahwa inisiatif yang dimulai oleh PLN NP kini berkembang menjadi ajang korporat yang melibatkan seluruh entitas PLN," ujar Ruly.
Pada gelaran ini PLN NP akan mengedepankan proyek dan inovasi perusahaan dalam mendorong percepatan transisi energi di Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission di 2060.
"PLN NP saat ini telah mengelola 1.989 MW total kapasitas pembangkit EBT yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu kami juga telah selesai membangun pembangkit EBT baru dan beberapa diantaranya telah beroperasi", tambah Ruly.
PLN Nusantara Power saat ini juga telah membangun dan memiliki total kapasitas pembangkit EBT berupa Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 243,48 MW yang terdiri dari PLTS Terapung Cirata 192 MWp, PLTS Cirata 1 MW, PLTS Bawean 480 kW, serta PLTS IKN 50 MW.
Selain proyek pembangkit EBT, PLN NP juga mengusung energi alternatif yaitu Green Hydrogen Plant (GHP). Sebagai pionir hidrogen hijau pertama di Indonesia, PLN NP meluncurkan inovasi pemanfaatan solar PV hingga Renewable Energy Certificate serta hidrogen yang dihasilkan oleh PLTGU Muara Karang untuk dikembangkan menjadi green hydrogen pertama di Indonesia.
PLN NP juga berhasil melakukan perkembangan inovasi pada bidang transportasi dengan menghadirkan ‘Mobil Listrik Hybrid’ berbahan bakar hidrogen hijau pertama di Indonesia. Mobil listrik hybrid ini merupakan hasil inovasi PLN NP dengan ITS yang bekerja menggunakan Fuel Cell battery. Perpaduan antara Fuel Cell dengan baterai dapat memampukan mobil hybrid ini untuk mencapai jarak tempuh maksimal hingga 270 kilometer.
Inovasi lain yang diusung oleh PLN Nusantara Power adalah berhasil memperdagangkan 311.957 ton co2 dari total 1,6 juta karbon yang dimiliki atau setara 19,17% dari kuota yang dimiliki. Unit karbon yang dimiliki oleh PLN NP adalah yang terbanyak di Indonesia.
Sejak pertama kali diinisiasi pada tahun 2016, acara NP Connect telah menjadi platform strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di industri kelistrikan untuk berbagi pengetahuan dan inovasi. Selama delapan tahun berturut-turut, gelaran tersebut berhasil menciptakan dampak signifikan dalam mendorong perkembangan teknologi dan inovasi di sektor energi Indonesia.
Kini Nusantara Power Connect tergabung bersama dua acara besar lainnya yaitu Hari Listrik Nasional ke 79 (HLN 79) yang diselenggarakan oleh Masyarakat Kelistrikan Indonesia dan PLN Locomotion menjadi Electricity Connect 2024 serta akan menjadi showcase Ketenagalistrikan ASEAN guna menguatkan komitmen transisi energi dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat.(MC Prov Jatim /hj-/Eyv)