Tim Disnak Aceh Lakukan Penanganan Penyakit Brucellosis

: Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran (tengah) meninjau ternak milik warga di Aceh Barat Daya. Foto: disnak aceh. 


Oleh MC PROV ACEH, Minggu, 17 November 2024 | 15:33 WIB - Redaktur: Juli - 80


Banda Aceh, InfoPublik - Tim Dinas Peternakan (Disnak) Aceh terus melakukan penanganan penyakit brucellosis yang kasusnya masih tinggi, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan cepat.

Kepala Disnak Aceh, Zalsufran mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menemukan kasus brucellosis di beberapa daerah di provinsi itu.

Oleh sebab itu, tim pengendalian penyakit brucellosis Aceh masih bekerja di lapangan meskipun beberapa wilayah sudah bebas dari kasus tersebut.

“Penyakit ini tergolong zoonosis, brucellosis tidak hanya mengancam kesehatan hewan ternak, tetapi juga dapat menular ke manusia, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan serius,” kata dia, berdasarkan rilis Disnak Aceh, Minggu (17/11/2024).

Zalsufran juga melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) untuk meninjau langsung penanganan kasus Brucellosis yang masih tinggi

Disnak Aceh menerima laporan yang menunjukkan ada beberapa ternak di Abdya, khususnya sapi, yang mengalami keguguran yang terindikasi terinfeksi Brucellosis.

“Kami segera menurunkan tim agar penanganan di Abdya maksimal dan bisa bebas secepatnya. Saya sangat khawatir terhadap penyakit ini yang menular ke manusia, maka harus ada penanganan yang tepat dan serius serta melibatkan semua pihak,” ujarnya.

Ia menambahkan, pentingnya pengawasan ketat dalam penanganan hewan yang terinfeksi dan mengimbau Pemkab Abdya dalam pengadaan ternak agar terlebih dahulu melakukan pemeriksaan di laboratorium veteriner Disnak Aceh. “Ini penting agar sapi atau ternak yang masuk ke wilayah Abdya sehat dan bebas dari penyakit. Hal ini juga berlaku bagi kabupaten/kota se-Aceh,” ujarnya.

Menurut Zalsufran, hewan yang terkena penyakit tersebut diperbolehkan untuk dipelihara, namun harus di kandang isolasi dan tidak dilepas liar.

“Saat sudah gemuk, disembelih, dan dagingnya boleh dijual asalkan melalui pengawasan ketat oleh dokter hewan berwenang setempat,” ujarnya.

Brucellosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri brucella. Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran pada ternak, penurunan produksi susu dan bahkan kematian, sedangkan efek pada manusia, brucellosis dapat menyebabkan demam, nyeri sendi, dan gejala lainnya yang memerlukan penanganan medis. (mc aceh/01)