- Oleh MC PROV JAWA BARAT
- Selasa, 19 November 2024 | 22:13 WIB
: Pjs Bupati Indramayu H. Dedi Taufik menerima tim Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, di ruang kerjanya Jumat (15/11/2024),
Oleh MC KAB INDRAMAYU, Sabtu, 16 November 2024 | 23:13 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 95
Indramayu, InfoPublik - Kabupaten Indramayu optimistis menurunkan angka stunting hingga 4,4 persen sampai akhir 2024. Untuk mewujudkannya, Pjs Bupati Indramayu H. Dedi Taufik menegaskan perlunya sinergitas dan kolaborasi semua pihak agar program-program di perangkat daerah bisa melakukan intervensi terhadap stunting.
Hal tersebut ditegaskan Dedi ketika menerima tim Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, di ruang kerjanya Jumat (15/11/2024), Menurutnya, saat ini jumlah angka stunting di Kabupaten Indramayu mencapai 2.308 orang (18,4%). Jumlah tersebut harus mengalami penurunan sampai akhir 2024.
"Stunting tidak hanya tanggung jawab Dinkes, tapi semua perangkat daerah harus berperan secara aktif. Program dan kegiatan harus bisa mengintervensi stunting," tegas Taufik, didampingi Kepala Bappeda Litbang CH. Iin Indrayanti.
Dedi Taufik menambahkan, dengan adanya SSGI pihaknya berharap mendapatkan data valid sebagai bahan penurunan angka stunting, termasuk bidang/sektor yang harus dilakukan intervensi sebagai penyebab stunting. "Dengan survei SSGI, kita berharap terjadi penurunan stunting, termasuk sektor yang harus kita intervensi sehingga menghasilkan data dan keputusan yang valid," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Wawan Ridwan mengatakan, target penurunan 4,4 persen tersebut menyamai target nasional sebesar 14 persen. "Kita memang menargetkan zero stunting, tapi ini kita lakukan secara bertahap," kata Wawan Ridwan.
Sementara itu, Penanggung Jawab Teknis SSGI Silviani menjelaskan, survei terhadap status gizi masyarakat sudah dilakukan sejak 2019 dengan nama yang berbeda. Saat ini, timnya terus bekerja sampai dengan Desember 2024.
Beberapa kecamatan yang telah dilakukan survei adalah Juntinyuat, Kerokan Bunder, Arahan, Jatibarang, Tukdana, Sliyeg, Sindang, Lohbener, Kroya, dan Losarang.
Hasil survei menunjukkan bahwa anak stunting juga disebabkan oleh perilaku terhadap lingkungannya dan kebiasaan, seperti sanitasi yang buruk dan MCK yang tidak representatif. Selain itu, masih terjadinya pernikahan di usia dini dan adanya ibu yang takut datang ke Posyandu. (Diskominfo Indramayu)