: Pelaksana (Plh) Gubernur Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Optimalisasi Lahan dan Tumpang Sisip dalam program perluasan area tanaman Provinsi Kalimantan Selatan yang bertujuan untuk menyemakan persepsi, meneguhkan komitmen, untuk kemajuan Banua, khususnya dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Banjarbaru, Kamis (14/11/2024- Foto::Mc.
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Jumat, 15 November 2024 | 21:56 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 116
Banjarbaru, InfoPublik - Pelaksana (Plh) Gubernur Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Optimalisasi Lahan dan Tumpang Sisip dalam program perluasan area tanaman Provinsi Kalimantan Selatan yang bertujuan untuk menyemakan persepsi, meneguhkan komitmen, untuk kemajuan Banua, khususnya dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Banjarbaru, Kamis (14/11/2024).
Roy menekankan komitmen bersama, untuk memajukan sektor perkebunan di Kalsel yang dihadapkan pada kebutuhan untuk terus berinovasi, dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang tersedia.
Menurutnya mengingat semakin terbatasnya lahan produktif, maka penerapan strategi optimasi lahan dan metode tumpang sisip, menjadi salah satu langkah konkret yang harus direalisasikan. Tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam di Banua.
“Program perluasan area tanaman atau p.a.t ini, adalah upaya yang kita lakukan untuk memastikan, bahwa Kalsel akan terus menjadi lumbung pangan nasional, dan pemasok komoditas perkebunan yang signifikan,” kata Roy.
Selanjutnya,ia menyebut dengan pemanfaatan lahan secara maksimal, melalui pendekatan tumpang sisip, dapat mengisi lahan perkebunan dengan berbagai jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti jagung, kacang-kacangan, dan tanaman hortikultura lainnya. Hal ini tentu juga akan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat, terutama di sekitar lahan perkebunan yang dikelola.
Dalam menjalankan program ini, Pihaknya akan mengedepankan prinsip kolaborasi antara pemerintah, perusahaan perkebunan, dan masyarakat lokal. Oleh karena itu, koordinasi dan sinkronisasi menjadi hal yang krusial, terutama terkait penyediaan bibit, teknik penanaman, serta monitoring hasil produksi.
“Kita juga akan memastikan agar setiap tahapan program ini berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan,” ucap Roy. (MC Kalsel/scw/YIN/Eyv)